BAB
V
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Data tentang Implemetasi Pedenkatan Saintifik Dalam pembelajaran
pendidikan Agama islam di SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru meliputi:
Berdasakan hasil wawancara dengan responden tentang saintifik dalam
mata Pelajaran PAI, yang meliputi:
a.
Mengamati
Metode mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81A/2013, hendaklah guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari
informasi. Kegiatan inti dalam kurikurlum 2013 menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan ilmiah atau
saintifik, serangkaian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan ilimiah sesuai dengan kurikulum 2013 adalah mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi
dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pada pendekatan
saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau
proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductiv reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena
umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran
induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi
atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru,
atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya
Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran
yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji Hipotesis.
b.
Menanya
Menurut beberapa dokumen kurikulum
2013 dan dokumen sosialisasi kurikulum 2013 yang lain juga dinyatakan
bahwa mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan merupakan pengalaman belajar yang seharusnya dilalui oleh
siswa dalam proses belajarnya. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah terjemahan dari proses pembelajaran
berpusat pada siswa yang menjadi
salah satu jargon kurikulum 2013. pembelajaran berpusat pada siswa dengan
tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan memerlukan rancangan pengelolaan kelas.
Hal ini perlu saya ingatkan sebab kurikulum
2013 itu menggunakan pendekatan berpusat pada siswa sedangkan
kurikulum kita sebelumnya, kurikulum 2006 – KTSP, menggunakan pendekatan
berpusat pada guru. Dalam hal ini terjadi perubahan yang sangat siginifikan.
Kurikulum 2013 mendorong dan mengutamakan aktivitas siswa untuk
membangun pemahaman pengetahuan, keterampilan dan sikap spiritual dan
sosial dalam diri siswa melalui kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Jadi siswa harus banyak aktivitas, banyak gerak, banyak
interaksi, banyak berdiskusi, banyak kerja kelompok, banyak menggali ilmu,
banyak mengamati, banyak menanya, banyak mengumpulkan informasi, banyak
mengasosiasi, banyak berkomunikasi. Semua ini akan meningkatkan dinamika
dalam kelas tersebut. Bagaimana kita sebagai guru bisa menjaga kelas kita tetap
kondusif untuk belajar dengan kegiatan yang seperti itu? jawabannya ya di pengelolaan kelas.
Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan harus dirancang dengan cermat, di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan didampingi dengan rencana pengelolaan kelas. Namun
demikian mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan dapat diinterpretasikan dengan
logika sederhana seperti apa yang kita baca. KATA KUNCI pada proses
pembelajaran dengan urutan atau tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah SEMUANYA
DILAKUKAN
OLEH
SISWA BUKAN OLEH GURU.
Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan semuanya dilakukan oleh siswa. Kita sebagai guru lebih banyak
membimbing, memfasilitasi, mengarahkan agar aktifitas siswa bermakna bagi
mereka terarah mencapai tujuan pembelajaran. Apa yang harus dilakukan
siswa pada masing-masing tahapan pembelajaran mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan atau yang menggunakan pendekatan saintifik ini? Mari
kita diskusikan satu persatu mengamati menanya mengumpulkan informasi
mengasosiasi mengomunikasikan
Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan memerlukan bimbingan dan arahan guru. Banyak siswa tidak
paham apa yang harus dilakukan selama proses mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Jika kita berikan waktu untuk melakukan semua tahapan itu
tanpa bimbingan dan arahan bisa dipastikan mereka mungkin belajar tetapi tidak
mencapai tujuan pembelajaran. Di titik inilah peran kita sebagai guru
menentukan skenario yang kita siapkan sangat penting dan menentukan efektifitas
proses pembelajaran ini. Karena itu, sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, guru harus mengkaji silabus dengan cermat sehingga menemukan fakta, prinsip, konsep, proses
ataupun prosedur yang nantinya bisa dijadikan obyek pengamatan.
Pada kegiatan mengamati
ini, siswa difasilitasi dan dibimbing untuk melihat, menyimak, mendengar,
dan membaca dari berbagai sumber belajar untuk menemukan sendiri fakta,
konsep, prinsip, proses atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait
dengan hal yang sedang dipelajari. Setelah membaca, merenungkan, membandingkan,
mencoba, menerapkan pembelajaran dengan tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan akhirnya saya bisa simpulkan
bahwa pembelajaran tersebut adalah implementasi pembelajaran kurikulum 2013 dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Beberapa minggu terakhir saya
mengamati statistik dari posting mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan ini. Tampak dalam statistik
tersebut masih banyak rekan yang sedang dalam proses mengadaptasi kurikulum
2013 membaca dan mengakses posting mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mungkin sebagian rekan masih
bertanya-tanya apa dan bagaimana pengalaman belajar pada pembelajaran
berpusat pada siswa yang
menerapkan pendekatan saintifik yang urutan prosesnya mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan itu? Inilah kesimpulan
saya mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan dalah pendekatan saintifik seperti yang diharapkan
Permendikbud yang mengatur implementasi kurikulum 2013.
c.
Mengkomunikasikan
membaca sumber lain selain buku
teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Menurut kamus besar bahasa indoneisa
(KBBI), Eksplorasi dapat diartikan sebagai:
1)
Penjelajahan
lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan),
terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan;
penjajakan:
2)
Kegiatan
untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru;
3)
Penyelidikan
dan penjajakan daerah yang diperkirakan mengandung mineral berharga dengan
jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit
dan mengetahui luas wilayahnya;
Jika dikaitkan
dengan proses pembelajaran, kegiatan eksplorasi bisa diartikan sebagai sebuah
kegiatan yang dilakukan guru untuk membimbing siswa atau peserta didik guna
mendapatkan pengalaman baru terkait materi yang sedang dipelajari.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:
1)
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari referensi dari berbagai sumber
yang dapat dipercaya.
2)
Menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3)
Memfasilitasi
terjadinya interaksi antar peserta didik juga antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4)
Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5)
Memfasilitasi
peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Berbagai
pilihan kegiatan eksplorasi yang lain:
1)
Mengamati
2 perbandingan (yang salah dan yang benar)
2)
Mencoba
melakukan kegiatan tertentu
3)
Membaca
kasus (bedah kasus)
4)
Talk show
5)
Berwawancara
dengan sumber tertentu (menggali informasi)
6)
Observasi
terhadap lingkungan
7)
Mencoba
melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
8)
Mencoba
bereksperimen
9)
Bernyanyi
(berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
10)
Bermain
(berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
11)
Membaca
tentang
12)
Mendengar
tentang
13)
Berdiskusi
sehingga terjalin interaksi antara guru dan murid juga murid dengan muri
14)
Mengamati
model (teks/ karya)
15)
Mengamati
demonstrasi
16)
Mengamati
simulasi kasu, guru harus mampu memberikan model simulasi tentang materi yang
dipelajari
Sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, mengasosiasi atau
mengolah informasi atau menalar” dalam kegiatan pembelajaran adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini
juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis
dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran
pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi atau pembelajaran asosiatif
Istilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide
dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
Mengumpulkan informasi adalah tahap ketiga dari tahapan pembelajaran
berpusat pada siswa dengan
pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengumpulkan informasi melatih
siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Contoh mengumpulkan
informasi/mencoba (experimenting)
1)
Siswa
melakukan eksperimen
2)
Siswa
membaca sumber lain selain buku teks
3)
Siswa
mengamati objek/kejadian/ aktivitas
4)
Siswa
mewawancarai nara sumber
5)
Siswa
mengakses internet
6)
Siswa
mengeksplorasi
7)
Siswa
mencoba
8)
Siswa
berdiskusi
9)
Siswa
menirukan gerak
10)
Siswa
meniru bentuk
11)
Siswa
mengumpulkan data melalui angket/questioner
Hasil-hasil
kegiatan mengumpulkan informasi
1)
Jumlah
sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
2)
Kualitas
sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
3)
Kelengkapan
informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan
informasi
4)
Validitas
informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan
informasi
5)
Instrumen/alat
yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
d.
Menalar
Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata emiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara :
1)
Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
2)
Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama
guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh,
baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
3)
Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai
dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan
tinggi).
4)
Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5)
Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6)
Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7)
Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8)
Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan
tindakan pembelajaran perbaikan.
e.
Mencoba
Untuk memperoleh hasil
belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran PAI, misalnya, peserta didik harus
memahami konsep-konsep Pendidikan Agama Islam dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen
atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar,
yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah:
1)
menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan
kurikulum;
2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan;
3)
mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya;
4)
melakukan dan mengamati percobaan;
5)
mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
6)
menarik simpulan atas hasil percobaan;
7)
membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan
Agar pelaksanaan percobaan
dapat berjalan lancar maka :
1)
Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid
2)
Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan
3)
Perlu memperhitungkan tempat dan waktu
4)
Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid
5)
Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen
6)
Membagi kertas kerja kepada murid
7)
Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan
8)
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap
perlu didiskusikan secara klasikal.
Mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah urutan logis pengalaman-pengalaman belajar yang secara
nyata tertulis di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) No.103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah
tahun 2014. Mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah tahapan-tahapan pembelajaran kurikulum 2013
dengan pendekatan saintifik yang merupakan pembelajaran
berpusat pada siswa .
mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan Menanya (Questioning), Mengumpulkan
informasi /mencoba
(experimenting), Mengasosiasi /menalar /mengolah informasi (associating), Mengkomunikasikan. mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan.
Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan adalah penerapan
pendekatan saintifik. Memilih kegiatan mengamati menanya
mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan seperti yang telah diuraikan terdiri atas bermacam-macam kegiatan.
Kegiatan-kegiatan yang harus menjadi rangkaian yang tertata, teratur mengikuti
prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran untuk siswa. Siswa
harus diantarkan agar mampu membangun pengetahuan dalam dirinya melalui
proses dari yang paling sederhana menuju yang paling kompleks.
Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan merupakan tahapan-tahapan dimana kegiatan-kegiatannya
merupakan pengalaman yang harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang
memiliki beraneka kemampuan mampu menalar dan memaknai pengalamannya menjadi pemahaman
dan ilmu dalam dirinya. Karena itu penting bagi guru untuk mengelola
pengalaman-pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswanya dalam
urutan-urutan yang bisa diterima siswa. Kegiatan belajar Mengamati
menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan perlu disusun dengan mengacu prinsip:
1)
kegiatan
belajar disusun dari paling sederhana menuju yang kompleks
2)
kegiatan
belajar disusun dari yang nyata menuju yang abstrak
Kegiatan
belajar siswa yang disusun memenuhi prinsip di atas harus ditemukan oleh
seorang guru melalui proses mengkaji silabus.
implementasi pendekatan saintifik pada
embelajaran PAI Tahukan anda apa itu “belajar” ??? , inikah “belajar” ???, Atau
ini “belajar” ??? ,
BELAJAR?
Gagne,
Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. • James LM, Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan
mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri. BELAJAR? •
Nana Syaodih, Belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk
kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. BELAJAR?
• Garry dan Kingsley berpendapat bahwa Belajar adalah proses perubahan tingkah
laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan • Robert dan Davies bahwa
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai suatu fungsi
praktis atau pengalaman. BELAJAR? • Morgan, et.al belajar dapat didefinisikan
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil
latihan dan pengalaman • Cronbach yakni “Learning is shown by a change in
behavior as results of experience” • Mazur dan Rocklin bahwa : “Learning
is usually defined as a change in an individual caused by experience”. ATRIBUT
BELAJAR? BELAJAR Pengalaman Perubahan prilaku Proses Dengan Kesadaran !!!. “the
four pillars of education” (UNESCO) learning to know learning to do
learning to be learning to life together.
langkah-langkah
pembelajaran saintifik Observing (mengamati) Questioning (menanya)
Associating (menalar) Experimen- ting (mencoba) Networking (membentuk
Jejaring). Kenapa penting “Mengamati” dalam pembelajaran PAI?
Mengamati
(Observing) • Arti: melihat dan memperhatikan dengan teliti •
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning) •
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu (curiousity) peserta didik
Langkah-langkah
Mengamati 1. Tentukan objek apa yang akan diobservasi 2. Buat pedoman observasi
sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3. Tentukan data apa yang
perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder 4. Tentukan di mana tempat objek
yang akan diobservasi 5. Tentukan bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar 6. Menentukan apa alat yang
diperlukan untuk melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis
lainnya.
Kenapa
penting “Menanya” dalam pembelajaran PAI ? Menanya (Questioning) • Guru
yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya
Fungsi
Bertanya Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif secara psikis, Mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik, Memberikan kesempatan peserta didik
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya, Membangkitkan keterampilan
peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban
secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar, Mendorong
partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan
berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan, toleransi sosial,
dan empati, Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, serta sigap.
Kriteria
Pertanyaan yang Baik 1. Singkat dan jelas 2. Menginspirasi jawaban 3. Memiliki
fokus 4. Bersifat probing atau divergen 5. Bersifat validatif
atau penguatan 6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang 7.
Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif 8. Merangsang proses
interaksi.
Mencoba
(Experimenting) ? percobaan yg
bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya
penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tidak tepat
keadaan) Mengeksplorasi ?
Mencoba
(Experimenting) peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau substansi yang sesuai Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari
Kenapa
penting Eksperimen dalam pembelajaran PAI? Kenapa penting asosiasi dalam
pembelajaran PAI? Mengasosiasi (Asosiating) Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Menurut teori
asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif, jika terjadi
interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik dengan pola interaksi
melalui stimulus dan respons (S-R)
teori asosiasi thorndike Hukum efek (The
Law of Effect) Hukum latihan (The Law of Exercise) Hukum kesiapan (The
Law of Readiness). Kenapa penting Mengkomunikasikan dalam pembelajaran PAI?
Mengkomunikasikan (Communicating) • pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak
Jejaring
Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan
suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup
manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang
dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam
rangka mencapai tujuan bersama. Apa fungsi kolaboratif ? Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati,
dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini
akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka
perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama
Hasil
penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas untuk
dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau
berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori
konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori “Zone of
Proximal Development”
Zone
of Proximal Development” (Vygotsky) alternatif kolaboratif Jigsaw
Proscedure Student Team Achievement Divisions Complex Instruction Team
Accelerated Instruction Cooperativ e Learning Stuctures Cooperative Integrated
Reading and Composition Academic- Constructive Controversy Teams- Games-
Tournament Learning Together Bagaimana Prosedur Pendekatan saintifik ?
Mengamati
(Observing) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam
pembelajaran Mengamati (Observing) Melihat, Membaca, Mendengar, Meraba,
Mencium, Mencicip. Penayangan gambar/video tentang sikap sopan santun dalam
bertutur kata terhadap orang tua, sikap jujur dalam melakukan jual beli, dan
sikap pengguna jalan di perempatan jalan yang ada rambu lampu lalu lintas.
Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambar/video.
Menanya (Questioning) prosedur
pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menanya (Questioning)
Menanya Memberi umpan balik Mengungkapkan Dialog mendalam secara klasikal untuk
mengungkap bagaimana peserta didik menunjukkan sikap: rasa hormat dan kata
hatinya berdasarkan hasil pengamatan terhadap penayangan gambar/video.
Melakukan tanya jawab tentang pelaksanaan gambar/video yang berkaitan dengan:
1) mengapa perilaku dibuat seperti itu? 2) apa inti dari setiap perilaku? 3)
bagaimana perilaku itu dilakukan ? Mencoba (Experimenting) prosedur
pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Mencoba (Experimenting)
Simulasi Eksperimen demonstrasi Setiap kelompok melaksanakan simulasi secara
bergiliran: 1) Kelompok 1 mensimulasikan bagaimana membudayakan ”bertutur kata
yang sopan” 2) Kelompok 2 mensimulasikan bagaimana menunjukkan ”cara melapor
kepada Ketua RT karena ada tamu yang menginap di rumahnya”
Menalar
(Associating) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan
dalam pembelajaran Menalar (Associating) Berpikir kritis Menarik
kesimpulan Mendialogkan Mengkomunikasikan. Peserta didik berdiskusi tentang
lembar informasi materi ajar 1 s.d. 3 sesuai dengan jumlah kelompok. - Kelompok
1 tentang pentingnya tata tertib di sekolah. - Kelompok 2 tentang pentingnya
bertegur sapa di lingkungan tetangga - Kelompok 3 tentang pentingnya kerjasama
dan keterbukaan di lingkungan keluarga. Peserta didik pada masing-masing kelompok
menjawab soal-soal dalam lembar pertanyaan yang telah dibagikan pada kertas
yang telah disediakan.
Menyajikan
prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menyajikan
atau mengkomunikasikan Memperagakan Penghayatan Setiap kelompok menyajikan
hasil simulasi di depan kelas dengan suasana seolah-olah sebenarnya terjadi.
Memperesentasikan hasil diskusi Menyajikan
prosedur
pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menyimpulkan
Memaknai Perilaku Melakukan klarifikasi bersama siswa/peserta didik dan guru
tentang materi, suasana, dan kelanjutan pembelajaran. Bagaimana implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI ? Mengumpulkan Data/Informasi yang
teramati sesuai kempetensi yang diharapkan. Melihat fenomena dari kehidupan
nyata - Mengumpulkan informasi dari aneka sumber ilmiah, berupa Buku, Jurnal,
Majalah, Koran, Internet.
Observing (mengamati)
Misalnya, Peserta didik memperhatikan tayangan, gambar fenomena nyata atau atau
penjelasan tentang sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah Melihat,
Membaca, Mendengar, Memperhatikan tayangan
Questioning (menanya) -
Mengajukan pertanyaan atau masalah berbasis fakta Menanya, Memberi umpan balik,
Mengungkapkan Misalnya dialog mendalam secara klasikal atau kelompok untuk
mengungkap sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah berdasarkan
pengamatan terhadap tayangan video. Melakukan tanya jawab yang berkaitan
dengan: 1) Keadaan Mekah sebelum kedatangan Nabi SAW. 2) Fenomena sujud 3)
Strategi Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan Islam.
Experimenting (mencoba) -
Membuat rancangan praktik - Mempraktekkan, mendemonstasikan, atau
mensimulasikan Berpikir kritis, Mendialogkan, Mengeksperimen Misalnya, Peserta
didik melakukan diskusi kelompok mengenai : 1. Mendemonstrasikan bagaimana
shalat jum’at 2. Mendemonstrasikan bagaimana membaca Al Qur’an sesuai dengan
kaidah yang benar
Melihat
hubungan-hubungan antar variabel - Mencermati pola / unsur - Menganalisis,
membandingkan, mensintesis atas hubungan-hubungan
Associating (menalar) Menghubungkan
dengan materi atau variabel lain, membuat rumusan Misalnya peserta didik
melakukan kegiatan seperti : 1. Analisis kronologi sejarah kelahiran Nabi
Muhammad Saw. dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). 2. Analisis
perbandingan antara makanan yang halal dan haram 3. Analisis dakwah Nabi
Muhammad Saw. di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur (mind map).
Mengkomunikasikan hasil diskusi - Interpretasi hasil pemecahan masalah -
Membangun jejaring baru 5 Networking (membentuk Jejaring)
Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan Misalnya peserta didik
melaksanakan kegiatan : 1. Menyajikan paparan kronologi sejarah kelahiran Nabi
Muhammad Saw. dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). 2.
Menyajikan paparan manfaat sujud bagi jiwa dan fisik (mind map). 3.
Menyajikan paparan analisis dakwah yang dilakukan rasul di Mekah dalam bentuk
membuat diagram alur (mind map). 4. Menanggapi pertanyaan dan menyusun
kesimpulan. Apa saja pengalaman belajar yang
bisa dilakukan ? KD : Indikator : Mengamati (Observing) Menanya (Questioning)
Mencoba (Experimenting) Menghubungkan (Associating) Mengkomunikasikan
(Communicating)
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
Negeri 3 Sungai besar Kota Banjarbaru
a.
Guru
Faktor guru yang mengajar dengan indikator pengalaman, dan latar
belakang pendidikan. Guru yang melaksanakan Penerapan Pendekatan dalam
pembelajaran PAI Dengan Pelaksanaan Implementasi Pendekatan Saintifik untuk
menciptakan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
Ibu Zahra, S. Pd. I Pengalaman guru mengajar 5 Tahun menjadi Guru, dan
pendidikan yang ditempuh adalah S1 IAIN Antasari Banjarmasin. Pengalaman kerja
sangat penting bagi seorang guru. Guru yang banyak memiliki pengalaman kerja di
sekolah, dia akan mudah melaksanakan tugasnya, karena pengalaman tersebut
dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang banyak mempunyai
pengalaman kerja sebagai guru, dia akan dapat memberikan bimbingan kepada
siswanya. Masa kerja atau lamanya kerja seorang guru juga cukup mempengaruhi
kecakapan dan keahlian dalam mengelola pembelajaran di sekolah. Karena ilmu dan
pengetahuan saja tidak cukup tanpa ada pengalaman kerja. Melalui pengalaman
akan menambah kematangan dalam mengerjakan sesuatu serta dari pengalaman
tersebut dapat mengimbangi antara kenyataan yang dihadapi saat melaksanakan
tugas dengan ilmu yang didapatnya.
b.
Siswa
Minat siswa dilihat dari kerajinan/ keaktifan mengikuti pelajaran
dan perhatian selama mengikuti pelajaran PAI. Berdasarkan hasil observasi dan
dokumentasi terlihat semuanya aktif dan memperhatikan dengan baik setiap materi
yang dijelaskan oleh guru selama pelaksanaan pembelajaran mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c.
Sarana Prasarana
Berdasarkan hasil observasi dari wawancara, fasilitas yang
digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran PAI Hanyalah ruang kelas dan buku-buku
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar