Kamis, 19 Oktober 2017

BAB V PEMBELAJARAN SAINTIFIK



BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Data tentang Implemetasi Pedenkatan Saintifik Dalam pembelajaran pendidikan Agama islam di SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru meliputi:
Berdasakan hasil wawancara dengan responden tentang saintifik dalam mata Pelajaran PAI, yang meliputi:
a.      Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan  mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81A/2013, hendaklah  guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Kegiatan inti dalam kurikurlum 2013 menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan ilmiah atau saintifik, serangkaian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan ilimiah sesuai dengan kurikulum 2013 adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji Hipotesis.

b.      Menanya
Menurut beberapa dokumen kurikulum 2013 dan dokumen sosialisasi kurikulum 2013 yang lain juga dinyatakan bahwa mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan merupakan pengalaman belajar yang seharusnya dilalui oleh siswa dalam proses belajarnya. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah terjemahan dari proses pembelajaran berpusat pada siswa yang menjadi salah satu jargon kurikulum 2013. pembelajaran berpusat pada siswa dengan tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan memerlukan rancangan pengelolaan kelas.
Hal ini perlu saya ingatkan sebab kurikulum 2013 itu menggunakan pendekatan berpusat pada siswa sedangkan kurikulum kita sebelumnya, kurikulum 2006 – KTSP, menggunakan pendekatan berpusat pada guru. Dalam hal ini terjadi perubahan yang sangat siginifikan. Kurikulum 2013 mendorong dan mengutamakan aktivitas siswa  untuk membangun pemahaman pengetahuan, keterampilan dan sikap spiritual dan sosial dalam diri siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Jadi siswa harus banyak aktivitas, banyak gerak, banyak interaksi, banyak berdiskusi, banyak kerja kelompok, banyak menggali ilmu, banyak mengamati, banyak menanya, banyak mengumpulkan informasi, banyak mengasosiasi, banyak berkomunikasi. Semua ini akan meningkatkan dinamika dalam kelas tersebut. Bagaimana kita sebagai guru bisa menjaga kelas kita tetap kondusif untuk belajar dengan kegiatan yang seperti itu? jawabannya ya di pengelolaan kelas.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan harus dirancang dengan cermat, di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan didampingi dengan rencana pengelolaan kelas. Namun demikian mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan dapat diinterpretasikan dengan logika sederhana seperti apa yang kita baca. KATA KUNCI  pada proses pembelajaran dengan urutan atau tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah SEMUANYA DILAKUKAN OLEH SISWA BUKAN OLEH GURU.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan semuanya dilakukan oleh siswa. Kita sebagai guru lebih banyak membimbing, memfasilitasi, mengarahkan agar aktifitas siswa bermakna bagi mereka terarah mencapai tujuan pembelajaran. Apa yang harus dilakukan siswa pada masing-masing tahapan pembelajaran mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan atau yang menggunakan pendekatan saintifik ini? Mari kita diskusikan satu persatu mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan  memerlukan bimbingan dan arahan guru. Banyak siswa tidak paham apa yang harus dilakukan selama proses mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Jika kita berikan waktu untuk melakukan semua tahapan itu tanpa bimbingan dan arahan bisa dipastikan mereka mungkin belajar tetapi tidak mencapai tujuan pembelajaran. Di titik inilah peran kita sebagai guru menentukan skenario yang kita siapkan sangat penting dan menentukan efektifitas proses pembelajaran ini. Karena itu, sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru harus mengkaji silabus dengan cermat sehingga menemukan fakta, prinsip, konsep, proses ataupun prosedur yang nantinya bisa dijadikan obyek pengamatan.
Pada kegiatan mengamati ini, siswa difasilitasi dan dibimbing untuk melihat, menyimak, mendengar, dan membaca dari berbagai sumber belajar untuk menemukan sendiri fakta, konsep, prinsip, proses atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari. Setelah membaca, merenungkan, membandingkan, mencoba, menerapkan pembelajaran dengan tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan akhirnya saya bisa simpulkan bahwa pembelajaran tersebut adalah implementasi pembelajaran kurikulum 2013 dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Beberapa minggu terakhir saya mengamati statistik dari posting mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan ini. Tampak dalam statistik tersebut masih banyak rekan yang sedang dalam proses mengadaptasi kurikulum 2013 membaca dan mengakses posting mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mungkin sebagian rekan masih bertanya-tanya apa dan bagaimana pengalaman belajar pada pembelajaran berpusat pada siswa yang menerapkan pendekatan saintifik yang urutan prosesnya mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan itu? Inilah kesimpulan saya mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan dalah pendekatan saintifik seperti yang diharapkan Permendikbud yang mengatur implementasi kurikulum 2013.
c.       Mengkomunikasikan
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Menurut kamus besar bahasa indoneisa (KBBI), Eksplorasi dapat diartikan sebagai:
1)      Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan:
2)      Kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru;
3)      Penyelidikan dan penjajakan daerah yang diperkirakan mengandung mineral berharga dengan jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya;
Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, kegiatan eksplorasi bisa diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan guru untuk membimbing siswa atau peserta didik guna mendapatkan pengalaman baru terkait materi yang sedang dipelajari.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:
1)      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari referensi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.
2)      Menggunakan beragam pendekatan pembela­jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3)      Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik juga antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4)      Melibatkan peserta didik secara aktif dalam se­tiap kegiatan pembelajaran; dan
5)      Memfasilitasi peserta didik melakukan per­cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Berbagai pilihan kegiatan eksplorasi yang lain:
1)      Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar)
2)      Mencoba melakukan kegiatan tertentu
3)      Membaca kasus (bedah kasus)
4)      Talk show
5)      Berwawancara dengan sumber tertentu  (menggali informasi)
6)      Observasi terhadap lingkungan
7)      Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
8)      Mencoba bereksperimen
9)      Bernyanyi  (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
10)  Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)   
11)  Membaca tentang
12)  Mendengar tentang
13)  Berdiskusi sehingga terjalin interaksi antara guru dan murid juga murid dengan muri
14)  Mengamati model (teks/ karya)
15)  Mengamati demonstrasi
16)  Mengamati simulasi kasu, guru harus mampu memberikan model simulasi tentang materi yang dipelajari
Sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  81a Tahun 2013, mengasosiasi atau mengolah informasi atau menalar” dalam kegiatan pembelajaran adalah memproses  informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan  informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah  mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif
Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Mengumpulkan informasi adalah tahap ketiga dari tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengumpulkan informasi melatih siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Contoh mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) 
1)      Siswa melakukan eksperimen
2)      Siswa membaca sumber lain selain buku teks
3)      Siswa mengamati objek/kejadian/ aktivitas
4)      Siswa mewawancarai nara sumber
5)      Siswa mengakses internet
6)      Siswa mengeksplorasi
7)      Siswa mencoba
8)      Siswa berdiskusi
9)      Siswa menirukan gerak
10)  Siswa meniru bentuk
11)  Siswa mengumpulkan data melalui angket/questioner
Hasil-hasil kegiatan mengumpulkan informasi
1)      Jumlah sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
2)      Kualitas sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
3)      Kelengkapan informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
4)      Validitas informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
5)      Instrumen/alat yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
d.      Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata emiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. 
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara :
1)      Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2)      Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
3)      Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau   hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4)      Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5)      Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6)      Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7)      Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8)      Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

e.       Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran PAI, misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep Pendidikan Agama Islam dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
1)      menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
2)      mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
3)      mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
4)      melakukan dan mengamati percobaan;
5)      mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
6)      menarik simpulan atas hasil percobaan;
7)      membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka :
1)      Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid
2)      Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan
3)      Perlu memperhitungkan tempat dan waktu
4)      Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid
5)      Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen
6)      Membagi kertas kerja kepada murid
7)      Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan
8)      Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah urutan logis pengalaman-pengalaman belajar yang secara nyata tertulis di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2014. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan adalah tahapan-tahapan pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik yang merupakan pembelajaran berpusat pada siswa .
mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan Menanya (Questioning), Mengumpulkan informasi /mencoba (experimenting), Mengasosiasi /menalar /mengolah informasi (associating), Mengkomunikasikan. mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan adalah penerapan pendekatan saintifik. Memilih kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan seperti yang telah diuraikan terdiri atas bermacam-macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang harus menjadi rangkaian yang tertata, teratur mengikuti prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran untuk siswa. Siswa harus diantarkan agar mampu membangun pengetahuan dalam dirinya melalui proses dari yang paling sederhana menuju yang paling kompleks.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan merupakan tahapan-tahapan dimana kegiatan-kegiatannya merupakan pengalaman yang harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki beraneka kemampuan mampu menalar dan memaknai pengalamannya menjadi pemahaman dan ilmu dalam dirinya. Karena itu penting bagi guru untuk mengelola pengalaman-pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswanya dalam urutan-urutan yang bisa diterima siswa.  Kegiatan belajar Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan perlu disusun dengan mengacu prinsip:
1)      kegiatan belajar disusun dari paling sederhana menuju yang kompleks
2)      kegiatan belajar disusun dari yang nyata menuju yang abstrak
Kegiatan belajar siswa yang disusun memenuhi prinsip di atas harus ditemukan oleh seorang guru melalui proses mengkaji silabus.
implementasi pendekatan saintifik pada embelajaran PAI Tahukan anda apa itu “belajar” ??? , inikah “belajar” ???, Atau ini “belajar” ??? ,
BELAJAR?
Gagne, Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. • James LM, Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri. BELAJAR? • Nana Syaodih, Belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. BELAJAR? • Garry dan Kingsley berpendapat bahwa Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan • Robert dan Davies bahwa Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman. BELAJAR? • Morgan, et.al belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman • Cronbach yakni “Learning is shown by a change in behavior as results of experience” • Mazur dan Rocklin bahwa : “Learning is usually defined as a change in an individual caused by experience”. ATRIBUT BELAJAR? BELAJAR Pengalaman Perubahan prilaku Proses Dengan Kesadaran !!!. “the four pillars of education” (UNESCO) learning to know learning to do learning to be learning to life together.
langkah-langkah pembelajaran saintifik Observing (mengamati) Questioning (menanya) Associating (menalar) Experimen- ting (mencoba) Networking (membentuk Jejaring). Kenapa penting “Mengamati” dalam pembelajaran PAI?
Mengamati (Observing) • Arti: melihat dan memperhatikan dengan teliti • mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning) • bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu (curiousity) peserta didik
Langkah-langkah Mengamati 1. Tentukan objek apa yang akan diobservasi 2. Buat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3. Tentukan data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder 4. Tentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi 5. Tentukan bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar 6. Menentukan apa alat yang diperlukan untuk melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Kenapa penting “Menanya” dalam pembelajaran PAI ? Menanya (Questioning) • Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya
Fungsi Bertanya Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif secara psikis, Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, Memberikan kesempatan peserta didik menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya, Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar, Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan, toleransi sosial, dan empati, Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, serta sigap.
Kriteria Pertanyaan yang Baik 1. Singkat dan jelas 2. Menginspirasi jawaban 3. Memiliki fokus 4. Bersifat probing atau divergen 5. Bersifat validatif atau penguatan 6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang 7. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif 8. Merangsang proses interaksi.
Mencoba (Experimenting) ?  percobaan yg bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tidak tepat keadaan) Mengeksplorasi ?
Mencoba (Experimenting) peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari
Kenapa penting Eksperimen dalam pembelajaran PAI? Kenapa penting asosiasi dalam pembelajaran PAI? Mengasosiasi (Asosiating) Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif, jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik dengan pola interaksi melalui stimulus dan respons (S-R)
 teori asosiasi thorndike Hukum efek (The Law of Effect) Hukum latihan (The Law of Exercise) Hukum kesiapan (The Law of Readiness). Kenapa penting Mengkomunikasikan dalam pembelajaran PAI? Mengkomunikasikan (Communicating) • pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak
Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Apa fungsi kolaboratif ? Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori “Zone of Proximal Development
Zone of Proximal Development” (Vygotsky) alternatif kolaboratif Jigsaw Proscedure Student Team Achievement Divisions Complex Instruction Team Accelerated Instruction Cooperativ e Learning Stuctures Cooperative Integrated Reading and Composition Academic- Constructive Controversy Teams- Games- Tournament Learning Together Bagaimana Prosedur Pendekatan saintifik ?
Mengamati (Observing) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Mengamati (Observing) Melihat, Membaca, Mendengar, Meraba, Mencium, Mencicip. Penayangan gambar/video tentang sikap sopan santun dalam bertutur kata terhadap orang tua, sikap jujur dalam melakukan jual beli, dan sikap pengguna jalan di perempatan jalan yang ada rambu lampu lalu lintas. Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambar/video.
 Menanya (Questioning) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menanya (Questioning) Menanya Memberi umpan balik Mengungkapkan Dialog mendalam secara klasikal untuk mengungkap bagaimana peserta didik menunjukkan sikap: rasa hormat dan kata hatinya berdasarkan hasil pengamatan terhadap penayangan gambar/video. Melakukan tanya jawab tentang pelaksanaan gambar/video yang berkaitan dengan: 1) mengapa perilaku dibuat seperti itu? 2) apa inti dari setiap perilaku? 3) bagaimana perilaku itu dilakukan ? Mencoba (Experimenting) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Mencoba (Experimenting) Simulasi Eksperimen demonstrasi Setiap kelompok melaksanakan simulasi secara bergiliran: 1) Kelompok 1 mensimulasikan bagaimana membudayakan ”bertutur kata yang sopan” 2) Kelompok 2 mensimulasikan bagaimana menunjukkan ”cara melapor kepada Ketua RT karena ada tamu yang menginap di rumahnya”
Menalar (Associating) prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menalar (Associating) Berpikir kritis Menarik kesimpulan Mendialogkan Mengkomunikasikan. Peserta didik berdiskusi tentang lembar informasi materi ajar 1 s.d. 3 sesuai dengan jumlah kelompok. - Kelompok 1 tentang pentingnya tata tertib di sekolah. - Kelompok 2 tentang pentingnya bertegur sapa di lingkungan tetangga - Kelompok 3 tentang pentingnya kerjasama dan keterbukaan di lingkungan keluarga. Peserta didik pada masing-masing kelompok menjawab soal-soal dalam lembar pertanyaan yang telah dibagikan pada kertas yang telah disediakan.
Menyajikan prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menyajikan atau mengkomunikasikan Memperagakan Penghayatan Setiap kelompok menyajikan hasil simulasi di depan kelas dengan suasana seolah-olah sebenarnya terjadi. Memperesentasikan hasil diskusi Menyajikan
prosedur pendekatan scientific uraian contoh kegiatan dalam pembelajaran Menyimpulkan Memaknai Perilaku Melakukan klarifikasi bersama siswa/peserta didik dan guru tentang materi, suasana, dan kelanjutan pembelajaran. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI ? Mengumpulkan Data/Informasi yang teramati sesuai kempetensi yang diharapkan. Melihat fenomena dari kehidupan nyata - Mengumpulkan informasi dari aneka sumber ilmiah, berupa Buku, Jurnal, Majalah, Koran, Internet.
Observing (mengamati) Misalnya, Peserta didik memperhatikan tayangan, gambar fenomena nyata atau atau penjelasan tentang sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah Melihat, Membaca, Mendengar, Memperhatikan tayangan
Questioning (menanya) - Mengajukan pertanyaan atau masalah berbasis fakta Menanya, Memberi umpan balik, Mengungkapkan Misalnya dialog mendalam secara klasikal atau kelompok untuk mengungkap sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah berdasarkan pengamatan terhadap tayangan video. Melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan: 1) Keadaan Mekah sebelum kedatangan Nabi SAW. 2) Fenomena sujud 3) Strategi Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan Islam.
Experimenting (mencoba) - Membuat rancangan praktik - Mempraktekkan, mendemonstasikan, atau mensimulasikan Berpikir kritis, Mendialogkan, Mengeksperimen Misalnya, Peserta didik melakukan diskusi kelompok mengenai : 1. Mendemonstrasikan bagaimana shalat jum’at 2. Mendemonstrasikan bagaimana membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah yang benar
Melihat hubungan-hubungan antar variabel - Mencermati pola / unsur - Menganalisis, membandingkan, mensintesis atas hubungan-hubungan
 Associating (menalar) Menghubungkan dengan materi atau variabel lain, membuat rumusan Misalnya peserta didik melakukan kegiatan seperti : 1. Analisis kronologi sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). 2. Analisis perbandingan antara makanan yang halal dan haram 3. Analisis dakwah Nabi Muhammad Saw. di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). Mengkomunikasikan hasil diskusi - Interpretasi hasil pemecahan masalah - Membangun jejaring baru 5 Networking (membentuk Jejaring) Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan Misalnya peserta didik melaksanakan kegiatan : 1. Menyajikan paparan kronologi sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). 2. Menyajikan paparan manfaat sujud bagi jiwa dan fisik (mind map). 3. Menyajikan paparan analisis dakwah yang dilakukan rasul di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur (mind map). 4. Menanggapi pertanyaan dan menyusun kesimpulan. Apa saja pengalaman belajar yang bisa dilakukan ? KD : Indikator : Mengamati (Observing) Menanya (Questioning) Mencoba (Experimenting) Menghubungkan (Associating) Mengkomunikasikan (Communicating)

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 3 Sungai besar Kota Banjarbaru
a.      Guru
Faktor guru yang mengajar dengan indikator pengalaman, dan latar belakang pendidikan. Guru yang melaksanakan Penerapan Pendekatan dalam pembelajaran PAI Dengan Pelaksanaan Implementasi Pendekatan Saintifik untuk menciptakan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah Ibu Zahra, S. Pd. I Pengalaman guru mengajar 5 Tahun menjadi Guru, dan pendidikan yang ditempuh adalah S1 IAIN Antasari Banjarmasin. Pengalaman kerja sangat penting bagi seorang guru. Guru yang banyak memiliki pengalaman kerja di sekolah, dia akan mudah melaksanakan tugasnya, karena pengalaman tersebut dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang banyak mempunyai pengalaman kerja sebagai guru, dia akan dapat memberikan bimbingan kepada siswanya. Masa kerja atau lamanya kerja seorang guru juga cukup mempengaruhi kecakapan dan keahlian dalam mengelola pembelajaran di sekolah. Karena ilmu dan pengetahuan saja tidak cukup tanpa ada pengalaman kerja. Melalui pengalaman akan menambah kematangan dalam mengerjakan sesuatu serta dari pengalaman tersebut dapat mengimbangi antara kenyataan yang dihadapi saat melaksanakan tugas dengan ilmu yang didapatnya.

b.      Siswa
Minat siswa dilihat dari kerajinan/ keaktifan mengikuti pelajaran dan perhatian selama mengikuti pelajaran PAI. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi terlihat semuanya aktif dan memperhatikan dengan baik setiap materi yang dijelaskan oleh guru selama pelaksanaan pembelajaran mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c.       Sarana Prasarana
Berdasarkan hasil observasi dari wawancara, fasilitas yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran PAI Hanyalah ruang kelas dan buku-buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar