Kamis, 19 Oktober 2017

BAB I ICE BREAKING PEMBELAJARAN PAI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Sebagaimana dengan kodrat kehidupan  manuasia di dunia ini, manusia bukan hanya mahluk biologis seperti halnya dengan hewan. manusia adalah mahluk sosial dan budaya, ada titik dimana manusia berbeda dengan mahluk lainya, yakni dimana manusia bisa menggunakan akal fikiran untuk belajar dari hal-hal sebelumnya tidak diketahui sampai mengetahuinya.  jelaslah kiranya, belajar sangatlah penting  bagi kehidupan seorang manusia.
            Berbicara tentang belajar, ”belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarahkan kepada tingkahlaku yang lebih baik. tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan  mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk, ”[1]sebagai contoh perubahan yang mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, ”pada saat anak-anak belajar  tentang  bgaimana bertingkah laku yang baik mereka bisa memperaktekkan bagaimana tingkah laku yang baik. sedangkan contoh  perubahan yang negatif, seperti contoh siwa lalu lalang tanpa terlihat hormat kepada guru .
            Dari penjelasan diatas, kita cermati bahwa manusia dan mahluk hidup lain membutuhkan untuk mengembangkan dan melangsungkan hidupnya. Dengan kegiatan belajar atau menyesuaikan diri. maka berbagai macam cara mereka gunakan sebagai pembelajaran diri, salah satunya pembelajaran yang terdapat di sekolah.

Dalam pembelajaran di sekolah, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan peroses pembelajaran diantaranya:guru, siswa, kurikulum , lingkungan belajar dan sebagainya. Belajar merupakan hal yang kompleks yang dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan guru. dari segi siswa. Dari segi siswa, belajar dialami dalam satu peroses yaitu mental, dimana bahan belajarnya merupakan alam, hewan, tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru belajar lebih ke dalam tahapan, menyiapkan, tahapan dimana seorang guru mengenal anak, meliat pisikologi, mengatur pembelajaran  yang sesuai untuk anak didiknya, serta perancangan pembelajaran yang lain. ”Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang tidak mudah, karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian kualitas pembelajaran yang baik[2]
Secara umum dalam pembelajaran terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat berjalanya belajar. Misalnya, pada beberapa sekolah masih terdapat beberapa guru yang belum bisa metode serta media yang menarik untuk belajar. Bahkan kuranganya informasi teknologi (komputer) dikarenakn keterbatasan sarana dan prasarana. Sehingga proses belajar mengajar terbilang monoton. Dari siswa sendiri, masalah secara umum adalah kurangnya daya konsentrasi dan motivasi siswa.
Untuk meliat kualitas pembelajaran maka dapat diukur dari dua sisi, yakni proses dan hasil belajar. Peroses dan hasil beljar. Peroses belajar berkaitan dengan pola perilaku dalam mempelajari bahan pelajaran . Sedangkan hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku yang diperoleh sebagai pengaruh dari peroses belajar. Untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran, dibutuhkan persiapan yang  maksimal agar peroses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. [3]
Berdasarkan dari , observasi awal sebelum penelitian, ditemukan masalah tentang  proses pembelajaran pada mata pelajaran akidah aklak yaitu , siswa-siswa masih banyak mengobrol pada saat pembelajaran hingga menyebabkan kurangnya konsentrasi siswa terhadap mata pelajaran tersebut , kurang variatifnya guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa bosan dan cenderung mengantuk dikelas, keterbatasan sarana dan perasarana (tidak ada buku paket) sehingga siswa tidak dapat mengembangkan materi buku paket karna hanya terbatas dari LKS. Sedangkan masalah yang berhubungan dengan hasil belajr, ditemukan masih adanya siswa dibawah nilai KKM yang sudah ditetapkan.
Dari kedua subjek yang mendukung  proses dan hasil belajar itulah, ada beberapa faktor yang mungkin bisa dilakukan dalam implementasinya. secara umum, seorang guru memiliki kreatifitas dalam mengembangkan propesinya melalui empat kopentasinya, yaitu pedogogik, propesional, keperibadian dan sosial. contohnya:
1.      Kompetensi pedagogik, seorang guru harus bisa mengembangkan ilmunya. Tahu bagaimana cara mengajar yang baik dan mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai seorang pengajar.
2.      Kompetensi profesional, seorang guru harus bisa menetapkan diri, dimana dia sedang mengajar, belajar dan berintraksi.
3.      Kompetensi keperibadian, seorang guru yang baik, harus berkepribadian yang baik juga, karena guru yang baik akan ditiru kebaikanya, melalui ucapan, prilaku, bahkan penerapan sehari-hari dalam beraktifitas.
4.      Kompetensi sosial , seorang guru, untuk mengetahui lebih dalam bagaimana seorang murid, orang tua, bahkan lingkungan setempat. [4]
Dengan demikian, seorang guru harus menjadi motivasi bagi diri dan peserta didiknya dengan memberikan suguhan model dan materi pembelajaran secara aktif, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran ice breaking di dalam pembelajaran.
Ice breaking merupakan permainan atau kegiatan yang sederhana, ringan dan ringkas yang berfungsi untuk mengubah susunan kebekuan, kekakuan, rasa bosan atau mengantuk dalam pembelajaran. sehingga bisa membangun suasana belajar yang dinamis penuh semanagat dan antusias yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, serius tapi santai. ” Denagan demikian,  disinilah peran ice breaking sangat diperlukan untuk menghilangaan kebosanan bagi pengajar dan siswa, serta kembali segar dan menyenangkan.
Adapun kelebihan ice breaking adalah ”membuat waktu panjang terasa cepat, membawa dampak menyenangkan dalam pembelajaran, dapat dilakukan secara spontan atau terkonsep, membuat suasana kompak dan menyatu. ”[5]
Dalam melakukan ice breaking, guru panduan-panduan atau cara untuk menjalankan agar ice breaking berjalan optimal yang hasilnya juga dirasakan oleh guru dan siswa. Salah satunya dengan cara mengingat panduan atau cara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, agar tidak lupa dan tersalurkan kepada tujuanya, yaitu siswa didik.
Berdasarkan latar belakang masalah,  maka penulis tertarik untuk meneliti dan meneliti dan membahas skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 3 Sekolah Dasar Sekumpul Filial Jawa 3”.

B.     Penegasan judul
1.      Pengaruh adalah daya yang  timbul dari suatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaaan atau perbutan seseorang. [6]pengaruh yang dimaksud ialah  dampak apa dari ice breaking yang di terapkan guru terhadap keaktipan siswa
2.      Metode adalah prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur sistematis dan terkonterol. [7]
3.      Ice breaking , merupakan salah satu cara yang menyenagkan untuk memecahkan kebuntuan atau kejenuhan bagi siswa yang telah menghadapi pelajaran yang monoton, karena menggunakan fisik dan pikiran untuk bergera,
C.    Rumusan masalah
Berdasasarkan latar belakang diatas  yang dikemukakan maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sbagai  sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh penerapan ice breaking terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran akidah ahlak?
2.      Seberapa besar pengaruh ice breaking terhadap KKM siswa?

D.    Alasan memilih judul
Adapun yang menjadi alasan memilih judul ini adalah:
1.      Metode Ice breaking cecara terori dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, karena itu perlu diteliti bagaimana pengaruhnya secara peraktis berdasarkan fakta dilapangan.
2.      Ice breaking sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk  melakukanya. karena itu perlu diteliti bagaimana guru menerapkan ice breaking terhadap siswa.

E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.      Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan ice breaking terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar sekumpul filial jawa 3.
2.      Penerapan metode ice breaking dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3.
3.      Keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3.

F.     Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian diharapkan beguna sebagai:
1.      Bahan pemikiran dan pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru dalam menyampaikan  materi pembelajaran dengan ice breaking yang tepat.
2.      Referensi awal atau bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang masalah ini secara mendalam dari aspek yang lain.

G.    Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.      Anggapan dasar
Penelitian ini didasari atas anggapan dasar bahwa metode  ice breaking yang tepat, akan meningkatkan semangat belajar siswa, sebab ini adalah upaya seorang guru yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2.      Hipotesis
Berdasarkan anggapan diatas, maka penulis membuat hipotesis (dugaan awal) sebagai berikut:
Ha: ”Terhadap pengaruh antara metode ice breaking dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3”
Ho: ”tidak terdapat pengaruh antara metode ice breaking dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3

H.    Sitematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah memahami pembahasan ini maka penulis membuat sistematika penulisan skripsi berikut:
Bab I.  Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penulisan, signifikasi penelitian, serta signifikasi penulisan.
Bab II.  Landasan Teori yang berisikan tentang pengertian metode pembelajaran, metode ice breakinng, pendidikan Agama Islam, serta keatifan siswa.
Bab III.  Metode penelitian , berisi jenis dan sifat penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, tehnik pengumpulan data, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur nilai

Bab IV.  Penyajian data dan analisis, berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data , dan analisis.
Bab V.  Penutup, berisi kesimpulan dan saran.





                [1] Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosadakarya , 2007)h. 83
[2] W. S Wikel, pisikologi pengajaran, (Bandung:PT Rosda karya, 2007)h. 53
[3] Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas, (Jakarta:Kencana, 2010)H. 2.


[5] susanto, icebreaking dalam pembelajaran aktif, (sukarta:Cakrawala media, 2012) h, 118
[6] Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2007). H. 849
[7] Drs,  yahya suryana, M. Ag, Metode penelitian manajemen pendidikan,  (bandung: cvpustaka setia, 2015), cet. ke-1, h. 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar