BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana dengan
kodrat kehidupan manuasia di dunia ini, manusia
bukan hanya mahluk biologis seperti halnya dengan hewan. manusia adalah mahluk
sosial dan budaya, ada titik dimana manusia berbeda dengan mahluk lainya, yakni
dimana manusia bisa menggunakan akal fikiran untuk belajar dari hal-hal
sebelumnya tidak diketahui sampai mengetahuinya. jelaslah kiranya, belajar sangatlah
penting bagi kehidupan seorang manusia.
Berbicara tentang
belajar, ”belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan
itu dapat mengarahkan kepada tingkahlaku yang lebih baik. tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih buruk, ”[1]sebagai
contoh perubahan yang mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, ”pada saat
anak-anak belajar tentang bgaimana bertingkah laku yang baik mereka
bisa memperaktekkan bagaimana tingkah laku yang baik. sedangkan contoh perubahan yang negatif, seperti contoh siwa
lalu lalang tanpa terlihat hormat kepada guru .
Dari penjelasan
diatas, kita cermati bahwa manusia dan mahluk hidup lain membutuhkan untuk
mengembangkan dan melangsungkan hidupnya. Dengan kegiatan belajar atau
menyesuaikan diri. maka berbagai macam cara mereka gunakan sebagai pembelajaran
diri, salah satunya pembelajaran yang terdapat di sekolah.
Dalam pembelajaran di sekolah, banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan peroses pembelajaran diantaranya:guru, siswa, kurikulum , lingkungan
belajar dan sebagainya. Belajar merupakan hal yang kompleks yang dipandang dari
dua subjek, yaitu dari siswa dan guru. dari segi siswa. Dari segi siswa, belajar
dialami dalam satu peroses yaitu mental, dimana bahan belajarnya merupakan alam,
hewan, tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku
pelajaran. Dari segi guru belajar lebih ke dalam tahapan, menyiapkan, tahapan dimana
seorang guru mengenal anak, meliat pisikologi, mengatur pembelajaran yang sesuai untuk anak didiknya, serta
perancangan pembelajaran yang lain. ”Guru sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar memiliki tugas yang tidak mudah, karena ia merupakan faktor yang besar
pengaruhnya terhadap pencapaian kualitas pembelajaran yang baik[2]
Secara umum dalam pembelajaran terdapat beberapa kendala yang dapat
menghambat berjalanya belajar. Misalnya, pada beberapa sekolah masih terdapat
beberapa guru yang belum bisa metode serta media yang menarik untuk belajar. Bahkan
kuranganya informasi teknologi (komputer) dikarenakn keterbatasan sarana dan
prasarana. Sehingga proses belajar mengajar terbilang monoton. Dari siswa
sendiri, masalah secara umum adalah kurangnya daya konsentrasi dan motivasi
siswa.
Untuk meliat kualitas pembelajaran maka dapat diukur dari dua sisi,
yakni proses dan hasil belajar. Peroses dan hasil beljar. Peroses belajar
berkaitan dengan pola perilaku dalam mempelajari bahan pelajaran . Sedangkan
hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku yang diperoleh sebagai
pengaruh dari peroses belajar. Untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran, dibutuhkan
persiapan yang maksimal agar peroses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. [3]
Berdasarkan dari , observasi awal sebelum
penelitian, ditemukan masalah tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran akidah aklak yaitu , siswa-siswa
masih banyak mengobrol pada saat pembelajaran hingga menyebabkan kurangnya konsentrasi
siswa terhadap mata pelajaran tersebut , kurang variatifnya guru dalam
menyampaikan materi sehingga siswa bosan dan cenderung mengantuk dikelas, keterbatasan
sarana dan perasarana (tidak ada buku paket) sehingga siswa tidak dapat mengembangkan materi buku paket karna hanya
terbatas dari LKS. Sedangkan masalah yang berhubungan dengan hasil belajr, ditemukan
masih adanya siswa dibawah nilai KKM yang sudah ditetapkan.
Dari kedua subjek yang mendukung proses dan hasil belajar itulah, ada beberapa
faktor yang mungkin bisa dilakukan dalam implementasinya. secara umum, seorang
guru memiliki kreatifitas dalam mengembangkan propesinya melalui empat
kopentasinya, yaitu pedogogik, propesional, keperibadian dan sosial. contohnya:
1.
Kompetensi
pedagogik, seorang guru harus bisa mengembangkan ilmunya. Tahu bagaimana cara
mengajar yang baik dan mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai seorang
pengajar.
2.
Kompetensi
profesional, seorang guru harus bisa menetapkan diri, dimana dia sedang
mengajar, belajar dan berintraksi.
3.
Kompetensi
keperibadian, seorang guru yang baik, harus berkepribadian yang baik juga, karena
guru yang baik akan ditiru kebaikanya, melalui ucapan, prilaku, bahkan
penerapan sehari-hari dalam beraktifitas.
4.
Kompetensi
sosial , seorang guru, untuk mengetahui lebih dalam bagaimana seorang murid, orang
tua, bahkan lingkungan setempat. [4]
Dengan
demikian, seorang guru harus menjadi motivasi bagi diri dan peserta didiknya
dengan memberikan suguhan model dan materi pembelajaran secara aktif, salah
satunya dengan menerapkan model pembelajaran ice breaking di
dalam pembelajaran.
Ice breaking merupakan permainan atau kegiatan yang
sederhana, ringan dan ringkas yang berfungsi untuk mengubah susunan kebekuan, kekakuan,
rasa bosan atau mengantuk dalam pembelajaran. sehingga bisa membangun suasana
belajar yang dinamis penuh semanagat dan antusias yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenagkan, serius tapi santai. ” Denagan demikian, disinilah peran ice
breaking sangat diperlukan untuk menghilangaan kebosanan bagi pengajar dan
siswa, serta kembali segar dan menyenangkan.
Adapun kelebihan ice
breaking adalah ”membuat waktu panjang terasa cepat, membawa
dampak menyenangkan dalam pembelajaran, dapat dilakukan secara
spontan atau terkonsep, membuat suasana kompak dan menyatu. ”[5]
Dalam melakukan ice
breaking, guru panduan-panduan atau cara untuk menjalankan agar ice breaking berjalan optimal yang hasilnya juga dirasakan oleh guru dan siswa. Salah satunya
dengan cara mengingat panduan atau cara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, agar
tidak lupa dan tersalurkan kepada tujuanya, yaitu siswa didik.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
meneliti dan membahas skripsi dengan judul ”Pengaruh Penerapan Ice Breaking
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 3 Sekolah Dasar Sekumpul Filial Jawa 3”.
B. Penegasan judul
1.
Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaaan atau perbutan seseorang. [6]pengaruh yang dimaksud ialah dampak apa dari ice breaking yang di terapkan guru terhadap keaktipan siswa
2.
Metode adalah prosedur atau cara seseorang
dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara
teratur sistematis dan terkonterol. [7]
3.
Ice breaking , merupakan salah satu cara yang menyenagkan untuk memecahkan
kebuntuan atau kejenuhan bagi siswa yang telah menghadapi pelajaran yang
monoton, karena menggunakan fisik dan pikiran untuk bergera,
C.
Rumusan masalah
Berdasasarkan
latar belakang diatas yang dikemukakan
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sbagai sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengaruh penerapan ice breaking
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran akidah ahlak?
2.
Seberapa besar pengaruh ice breaking terhadap KKM siswa?
D.
Alasan memilih judul
Adapun yang menjadi alasan
memilih judul ini adalah:
1. Metode Ice breaking cecara terori dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, karena itu perlu diteliti bagaimana pengaruhnya
secara peraktis berdasarkan fakta dilapangan.
2. Ice breaking sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk melakukanya. karena itu perlu diteliti
bagaimana guru menerapkan ice breaking terhadap siswa.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh penerapan ice breaking terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah dasar sekumpul filial jawa 3.
2. Penerapan metode ice breaking dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 3 sekolah
dasar sekumpul filial jawa 3.
3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam
kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3.
F.
Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian diharapkan
beguna sebagai:
1.
Bahan pemikiran dan pertimbangan bagi kepala sekolah dan
guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan ice breaking yang tepat.
2.
Referensi awal atau bahan perbandingan bagi peneliti lain
yang ingin melanjutkan penelitian tentang masalah ini secara mendalam dari
aspek yang lain.
G.
Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.
Anggapan dasar
Penelitian
ini didasari atas anggapan dasar bahwa metode
ice
breaking yang tepat,
akan meningkatkan semangat belajar siswa, sebab ini adalah upaya seorang guru
yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2.
Hipotesis
Berdasarkan anggapan diatas, maka
penulis membuat hipotesis (dugaan awal) sebagai berikut:
Ha: ”Terhadap pengaruh antara
metode ice breaking dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3”
Ho: ”tidak terdapat pengaruh
antara metode ice breaking dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam kelas 3 sekolah dasar sekumpul filial jawa 3
H.
Sitematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah
memahami pembahasan ini maka penulis membuat sistematika penulisan skripsi
berikut:
Bab I. Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan
penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penulisan, signifikasi
penelitian, serta signifikasi penulisan.
Bab II. Landasan Teori yang berisikan tentang
pengertian metode pembelajaran, metode ice breakinng, pendidikan Agama Islam, serta keatifan siswa.
Bab III. Metode penelitian , berisi jenis dan sifat
penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, tehnik
pengumpulan data, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur nilai
Bab IV. Penyajian
data dan analisis, berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data , dan
analisis.
Bab V. Penutup, berisi
kesimpulan dan saran.
[5]
susanto, icebreaking dalam pembelajaran aktif, (sukarta:Cakrawala
media, 2012) h, 118
[6] Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka, 2007). H. 849
[7] Drs, yahya suryana, M. Ag, Metode penelitian
manajemen pendidikan, (bandung:
cvpustaka setia, 2015), cet. ke-1, h. 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar