BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang tujuan pendidikan nasional adalah untuk menumbuhkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam menggapai tujuan
pendidikan tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan[1].
Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil
tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk merenovasi system pendidikan di Indonesia. Pola
pendidikan dan kurikulum 2013 telah direkomendasikan untuk seluruh wilayah.
Menurut, Kurikulum 2013 merupakan salah satu kebijakan pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dalam kurikulum baru itu, sejarah menjadi unsur yang penting dalam ilmu-ilmu
sosial. Sejarah diharapkan dapat mencapai potensi penuhnya sebagai mata
pelajaran pada setiap tingkat dalam system pendidikan.[2]
Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.
Pembelajaran
adalah proses perubahan perilaku atau kepribadian seseorang berdasarkan praktek
dan pengalaman tertentu. Sehingga proses pembelajaran itu harus membawa
perubahan pada orang yang belajar dari berbagai aspeknya, baik pengetahuan,
keterampilan maupun sikap secara utuh.
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُوْل الله صلى الله عليه
وَسَلَّمَ قَالَ : وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا, سَهَّلَ
الله لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ"(رواه مسلم)
Dalam berbagai
pandangan para ahli, pembelajaran yang berlangsung saat ini terkesan masih
lebih banyak dipersiapkan untuk ujian semata, sehingga dalam prosesnya sering
terlihat, peserta didik lebih banyak diberi tahu oleh gurunya bukan mencari
tahu sendiri.
Pembelajaran seperti ini terjadi baik di sekolah maupun di
madrasah. Pendidikan Agama Islam (PAI) sendiripun masih
belum bisa mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa secara
maksimal, karena pembelajarn PAI lebih banyak berkutat pada kisaran kognitif.
Pendidikan agama masih dilihat dari dimensi ritual saja dan jauh dari pengayaan
spiritual, etik dan moral sehingga peserta didik secara verbal dapat memahami
ajaran Islam serta terampil melaksanakannya, akan tetapi kurang menghayati
kedalaman maknanya.[3]
Dalam proses
pembelajaran PAI di sekolah, juga masih terpaku pada model konvensional yang
lebih menekankan pada ceramah yang monolog dan doktrinatif. Praktek-praktek
di atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak
mendidik dan tidak menjadikan siswa/siswi aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan
harapan.
Solusi hal ini
antara lain, perlunya alternatif dan strategi baru seperti pembelajaran dengan
pendekatan contextual teaching learning, inquiry, problem
solving dan active learning diterapkan. Dengan demikian, peserta
didik dibiarkan melakukan perambahan intelektual sendiri, sehingga menemukan
dalam dirinya kedewasaan dalam beragama, baik dalam hal afeksi religiusnya
maupun dimensi intelektualnya.
Dengan berlakunya kurikulum 2013 yang mulai dilaunching
pada juli tahun lalu, pemerintah nantinya ingin mecetak SDM-SDM yang tidak hanya
cerdas, tetapi juga kreatif dan memiliki sikap yang baik/bijak.
Lulusan seperti
itu sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya. Oleh karena itu,
akhirnya pemerintah mengeluarkan aturan terbaru tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah melalui Permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang
menegaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar
dan menengah menggunakan pendekatan scientifik (scientific approach)
sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif ke
depannya.[4]
Pendidikan
secara umum yang berlangsung sampai saat ini, menurut berbagai kalangan masih
terkesan “hanya” dipersipakan untuk menjawab soal-soal ujian terutama UAN/UN. Dalam
proses pembelajaran juga sering terlihat, anak didik lebih banyak diberi tahu
oleh gurunya melalui ceramah dan bukan mencari tahu sendiri. Praktek-praktek di
atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak
mendidik dan tidak menjadikan siswa/siswi aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan
harapan.
Kondisi di atas tidak terkecuali terjadi pula pada pendidikan
agama, baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan Agama dipandang belum bisa
mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa, karena Pendidikan Agama
masih berkutat pada kisaran kognitif semata. Pendidikan agama dipandang dari
dimensi ritual masih jauh dalam memberikan pengayaan spiritual, etik dan moral,
akibatnya, peserta didik secara verbal dapat memahami ajaran Islam serta
terampil melaksanakannya, tetapi kurang menghayati kedalaman maknanya.[5]
Dalam proses
pembelajaran, pendidikan agama Islam juga masih terpaku pada model konvensional
yang lebih menekankan penggunaan metode ceramah, cenderung monolog dan
doktrinatif. sehingga pendidikan lebih merupakan sebagai pengayaan individu
pendidik saja. Padahal, peserta didik yang telah mempunyai potensi agama (sense
of religion) perlu dikembangkan melalui proses perenungan yang dalam dan
proses dialogis yang produktif dan kritis. [6]
Mengatasi
kodisi ini, agaknya penggunaan metode-metode moderen seperti Contextual
teaching learning, metode inquiry, problem solving dan active
learning menjadi sebuah keniscayaan. Sebab dengan demikian, peserta didik
dibiarkan melakukan perambahan batin dan intelektual, sehingga kelak menemukan
dalam dirinya kedewasaan dalam beragama, baik dalam hal afeksi religiusnya
maupun dimensi intelektualnya. Sehingga peran pendidik disini hanya sebagai
mitra dialog bagi peserta didik. Tidak ada tempat bagi pendidik, yang dalam
proses berikutnya peserta didik di doktrin dengan apa yang telah menjadi
pemahamannya. Penggarapan ranah afektif dan psikomotorik terkait pengembangan
etos kerja, kejujuran, kerja keras, profesionalisme, kesopanan dalam bentuk
pengembangan disiplin dan latihan-latihan yang nyata perlu mendapat perhatian
khusus. [7]
Dengan berlakunya kurikulum 2013 yang mulai dilaunching pada juli tahun
ini, pemerintah melalui Kemendikbud menargetkan ke depan bahwa SDM yang akan
dicetak di lembaga pendidikan tidak saja yang pintar dan kreatif akan tetapi
juga memiliki sikap yang baik dan bijak. Lulusan-lulusan yang cerdas, kreatif dan
memiliki sikap yang baik sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang
dilaluinya, maka pemerintah mengeluarkan aturan terbaru yang mengatur tentang
standar proses pendidikan dasar dan menengah dengan terbitnya Permendikbud
nomor 65 tahun 2013.[8]
Melalui
Permendikbud ini, pemerintah menegaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan menengah menggunakan pendekatan scientifik (scientific
approach) sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan
inovatif.
Scientific berasal
bahasa Inggris yang berarti ilmiah, yaitu bersifat ilmu, secara ilmu
pengetahuan atau berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedangkan approach yang berarti pendekatan adalah konsep dasar
yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang
sesuatu. Dengan demikian, maka pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam pembelajaran yang dimaksud disini
adalah bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu
ilmiah.[9]
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang
menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan
karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific
teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan
pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.
Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa
dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas
kreatif dalam berinovasi atau berkarya.[10]
Filosofi Pembelajaran Saintifik Allah SWT
menciptakan manusia sejak dari rahim ibunya tidak mengetahui apapun, kemudian
Ia anugrahi manusia dengan berbagai fasilitas dan perangkat untuk hidup
sehingga manusia mampu mengarungi dunia ini dengan baik dan sukses. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat an-Nahl ayat :
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا
تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ
لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak me-ngetahui sesuatu pun, dan Dia membe-rimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. al-Nahl : 78)
Ayat
di atas mengarahkan umat manusia agar membiasakan diri untuk mengamati, karena
salah satu fitrah yang ia bawa sejak lahir adalah cenderung menggunakan mata
terlebih dahulu baru hati (qalbu).
Berdasarkan hal tersebut, maka proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah
pendekatan ilmiah. Karena pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau
nilai-nilai non ilmiah, yang semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat,
prangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.[11]
Pembelajaran Saintifik menurut
kemdikbud secara filosofi sesungguhnya didasari oleh pergeseran paradigma
belajar abad 21. Ciri abad 21 ditandai dengan era informasi (tersedia dimana
saja dan kapan saja), era komputasi (lebih cepat menggunkan mesin, era otomasi (menjangkau
semua pekerjaan rutin), dan era komunikasi (dimana saja dan kemana saja). [12]
Pembelajaran adalah suatu usaha yang
sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktifitas yang
dengan sengaja memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya
suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.[13] Kurikulum
2013 memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya penerapan pendekatan saintifik
atau ilmiah dalam proses pembelajarannya. Kemendikbud memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan ilmiah atau scientific approach dalam
pembelajaran mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta .[14]
Komponen-komponen tersebut
seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah
sebuah siklus pembelajaran. Proses pembelajaran sangat membutuhkan peranan
guru. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang karena dalam kurikulum
2013 pembelajaran yang tadinya satu arah (guru-siswa) menjadi dua arah
(guru-siswa dan siswa-guru), kemudian disangkutan dengan lingkungan peserta
didik sehingga siswa yang dituntut lebih aktif bukan hanya guru saja. Pembelajaran
dengan metode saintifik memiliki karakteristik yaitu berpusat pada siswa,
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan
juga dapat mengembangkan karakter siswa. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas
siswa. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi sejarah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
mencari tahu berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.[15]
Allah SWT Berfirman dalam surah
Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
يَرْفَعِ
الله الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمِ دَرَجَاتٍ"
Skripsi ini
dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana pendekatan scientifik dalam
pembelajaran terutama pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Negeri 3 Sungai Besar.
Disamping itu, ingin menjelaskan kepada para pendidik (guru) tentang bagaimana
langkah-langkah pembelajaran yang relefan dalam kurikulum 2013 dengan
pendekatan scientific dimaksud.
Dengan berbagai
permasalahan pendidikan di Indonesia perlu adanya pendekatan saintifik yang
sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
dimana pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini merupakan proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Dari
hasil observasi sementara SDN 3 Sungai Besar, merupakan salah satu sekolah di Kota
Banjarbaru yang menerapkan pendekatan saintifik. Sekolah ini memang sudah
menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2014/2015 untuk sebagai sekolah
percontohan. Dengan demikian saat ini kurikulum 2013 di SDN Sungai Besar sudah
berjalan selama 2 semester. Pelatihan dan berbagai workshop sudah
dilakukan para guru untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kurikulum 2013. Realita
yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru tampak bahwa ketika guru
menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sudah berjalan cukup baik.
Banyak siswa yang aktif dalam proses belajar di dalam kelas meskipun belum
maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dalam
menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SDN Sungai Besar Kota Banjarbaru. Adapun judul yang diajukan adalah “Implementasi
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama islam (PAI) Di SDN 3 Sungai
Besar Kota Banjarbaru”.
B.
Penegasan
Judul
Agar tidak
terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi dan tidak meluas sehingga
skripsi ini tetap pada pengertian yang dimaksudkan dalam judul, maka perlu
adanya penegasan istilah, sebagai berikut:
1. Kurikulum
2013
Kurikulum 2013 adalah tercapainya
kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di
samping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.[16]
1. Pendekatan
Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan
pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan
temuan-temuan siswa.[17]
2. Pembelajaran
Pendidikan Agama islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam
memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pendidikan Agama Islam, sehingga
mereka dapat bersikap, bertindak, dan bertingkah laku dengan prespektif
kebijaksanaan.[18]
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
strategi guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama islam di SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru?
2.
Apakah kendala
yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama islam?
3.
Bagaimanakah
upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan
saintifik?
D. Alasan
Memilih judul
1. Pendidikan
anak sangat penting diberikan kepada anak, sebab pendidikan nasional berfungsi
menyumbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa dikemudian hari, dan
agar anak menjadi pribadi budiman, dan berkepedulian social tinggi ada pada
diri anak sebab pembelajaran tidak hanya konsep saja.
2. Prinsip
pembelajaran yang diterapkan dalam metode saintifk antara lain: dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik
mencari tahu, dari
pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah,
dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis aneka sumber belajar, dari pembelajaran
yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat,
Prinsip pembelajaran yang digunakan antara lain
(lanjutan): pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa
sung tuladha), membangun kemauan (ing
madya mangun karsa),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani), Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan
di masyarakat,
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang
hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
strategi guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru.
2.
Untuk Mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi Guru PAI Dalam menerapkan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.
Untuk mengetahui
upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan
saintifik.
F. Signifikansi Penelitian
Manfaat
penelitian adalah :
1.
Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini
memberikan suatu kajian ilmiah mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama islam.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Peneliti
1) Memberi
bekal pengetahuan penulis yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2) Menambah
pengetahuan peneliti tentang kegiatan penelitian.
3) Membantu
memberikan pengalaman dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga hasil
yang telah dicapai lebih efektif dan efisien.
b. Bagi
Guru
1) Sebagai
bahan referensi guru pada saat menerapkan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Sebagai
masukan bagi guru dalam penerapan penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama islam.
c. Bagi
Sekolah
1) Menjadi
sumbang saran bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar sehingga dapat
meningkatkan potensi siswa
2) Meningkatkan
kualitas pengajaran Pendidikan Agama islam di sekolah.
G. Sistematika Penelitian
Sistematika
dalam penulisan skripsi ini adalah secara garis besarnya dibagi dalam lima Bab,
yaitu:
Bab I
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah dan penegasan judul, rumusan
masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, siginifikansi penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Lansan
teoritis yang berisikan pengertian pendekatan saintifik, Pendidikan Agama
islam, Prestasi Belajar Peserta didik, Kurikulum 2013.
Bab III
Metodologi Penelitian, meliputi subjek dan objek, data, sumber data, tekhnik
pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, tekhnik pengumpulan data dan
analisis data serta prosedur penelitian.
Bab IV laporan
hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, pengajian data dan
analisis data.
Bab V Kesimpulan
dan saran-saran, kemudian dilengkapai dengan daftar pustaka serta
lampiran-lampiran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan
digunakan untuk mengkaji tentang implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama islam di Sekolah Dasar Negeri Sungai Besar Kota
banjarbaru adalah dengan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.[19]
Penelitian kualitatif
menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara
peneliti dan subyek yang diteliti,dan tekanan situasi yang membentuk
penyelidikan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena memiliki
pertimbangan. Pertama, penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan jamak atau ganda. Kedua, penelitian ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga,metode ini lebih peka dan
dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi.[20]
Hal ini sesuai dengan apa yang hendak dicapai oleh peneliti yang ingin menelaah
dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku baik individu maupun
sekelompok orang yang tidak dapat diukur hanya dengan angka-angka saja. Oleh
karena itu, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk dapat menafsirkan
makna dari setiap peristiwa.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1.
Subjek dalam penelitian
Subjek dalam penelitian ini
adalah guru Pendidikan Agama Islam SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru karena
pendidik PAI DI SDN 3 sungai Besar merupakan contoh guru yang sudah menerapkan
penggunaan pembelajaran Pendidikan Agama islam dengan menggunakan pendekatan
saintifik selama 2 semester sejak tahun ajaran 2014 / 2015. Pemilihan sekolah SDN
tersebut berdasarkan letaknya yang strategis di pinggir jalan raya dan berada
di kota sehingga memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang diharapkan.
2.
Objek
penelitian
Adapun yang menjadi objek
penelitian ini adalah para peserta didik yang berada di kelas III SDN 3 Sungai
Besar Kota Banjarbaru
C. Data, Sumber Data dan Tekhnik pengolahan
Data.
1.
Data
Data yang digali dalam p
enelitian ini meliputi data primer(data pokok) dan data sekunder (penunjang).
a.
Data
pokok
1)
Langkah-langkah
pembelajaran saintifik yang dilakukan oleh pendidik PAI:
a)
Mengamati
b)
Menanya
c)
Menalar
d)
Mencoba
e)
Mengkomunikasikan
2)
Factor-faktor
yang mempengaruhi Guru PAI Dalam menerapkan pembelajaran Saintifik dikelas:
a)
Latar
belakang pendidikan
b)
Lingkungan
c)
Sarana
prasarana
d)
Keluarga
b.
Data
penunjang
Data yang berkenaan dengan lokasi / objek penelitian, berupa
gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi:
1)
Letak
geografis SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru
2)
Keadaan
sarana prasarana SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru.
2.
Sumber
Data
Yang menjadi sumber data
dalam pengumpulan data-data diatas adalah:
a.
Responden
Yaitu pendidik PAI yang berada di Kelas III SDN 3 Sungai Besar
Kota banjarbaru yang ditetapka sebagai objek dalam penelitian ini.
b.
Informan
Yaitu pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai
masalah-masalah yang diteliti seperti : kepala Sekolah, Staff tata Usaha yang
berada di SDN 3 sungai Besar Kota Banjarbaru.
3.
Tekhnik
pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh
data-data diatas dilakukan beberapa tekhnik sebagai berikut:
a.
Observasi
Penelitian dilakukan secara langsung oleh penulis untuk
mengetahui tentang lokasi penelitian guna menetapkan data dari dekat tentang
peran Guru PAI dalam memberikan Pendidikan PAI dengan menerapkan pembelajaran
saintifik yang berpdemina pada kurikulum 2013 kepada peserta didik yang berada
di kelas III SDN 3 sungai Besar Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik itu bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuisoner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang lain,
maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga pada objek objek yang
lain.[21]
Teknik penelitian observasi ini dilakukan dengan perizinan pada
pihak sekolah untuk dapat melakukan penelitian di SDN Sungai besar Kota
banjarbaru, yang kemudian dilanjutkan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pengumpulan
data dengan teknik lain seperti wawancara dan proses dokumentasi.
Penggunaan teknik observasi dilakukan dengan mengandalkan pengamatan
dan ingatan peneliti, akan tetapi untuk mempermudah pengamatan dan ingatan,
maka peneliti ini menggunakan catatan catatan, recorder dan kamera
pengamatan, pemusatan pada data-data yang tepat. Proses belajar mengajar (PBM)
yang dilakukan peneliti didalam kelas untuk mengetahui strategi guru dalam
menerapkan pendekatan saintifik, kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran
dan juga upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut.
b.
Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan tanya jawab.
Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.[22]
Metode wawancara atau metode interview bertujuan mencoba mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang respondent, dengan
bercakap-cakap berhadapan dengan muka orang itu.[23]
Penelitian ini akan menggunakan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang
valid dalam penelitian. Alat pengumpulan data wawancara disebut dengan pendoman
wawancara. Dengan demikian, sebelum wawancara
dengan informan tersebut dilakukan, peneliti telah menyiapkan instrumen
wawancara yang berisi pertanyaan terkait dengan implementasi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru. Penulis
melakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama islam
yakni Zahrah, S.Pd, I, Siti Sriyatun selaku waka kurikulum dan juga Peserta
didik Kelas III SDN Sungai Besar Kota banjarbaru. Wawancara yang dilakukan ini
bertujuan untuk memperoleh keterangan yang terperinci dan autentik.
3.
Dokumentasi
Teknik Dokumentasi adalah
mencari data menenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.[24]
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
data-data tertulis dalam pembelajaran, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Untuk mempermudah proses dokumentasi tersebut digunakan alat bantu
berupa kamera.
Untuk lebih
jelasnya mengenai data, sumber data dan tekhnik pengumpulan data, dapat dilihat
matrik berikut ini:
Matriks
Data,
Sumber Data dan Tekhnik Pengumpulan Data
No.
|
Data
|
Sumber Data
|
Tekhnik Pengumpulan Data
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Data
Pokok yang berkenaan dengan pelaksanaan pendekatan Pembelajaran Saintifik
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAID) Di SDN 3 Sungai Besar Kota
Banjarbaru yang meliputi
1.
Waktu
pelkasanaan kegiatan Belajar Mengajar
2.
Kurikulum
yang digunakan oleh sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah Perrtama Satu Atap.
3.
Banyaknya
rombongan belajar yang digunakan
4.
Buku
egangan yang digunakan guru dan siswa di sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Satu Atap.
|
Kepala
Sekolah, Guru.
Kepala
Sekolah
Kepala
Sekolah, Guru
Guru
|
Wawancara
dan Observasi
Wawancara,
Observasi
Wawancara,
Obsevasi
Wawancara,
Observasi, Dokumentasi
|
2.
|
Faktro-faktror
yang mempengaruhi pelaksanaan program Wajib
belajar Sembilan Tahun Sekolah Menengah Pertama Satu Atap di Bangkal Kelurahan Bagkal
Kecamatam Cempaka Banjarbaru tersebut adalah:
a)
Faktro
Guru
b)
Factor
Siswa
c)
Faktor
Sarana Prasarana
d)
Factor
Lingkungan
|
Guru
Siswa
Kepala
Sekolah, guru, TU
Kepala
Sekolah, guru
|
Wawancara
Wawancara
Wawancara,
Observasi
Wawancara,
Observasi
|
3.
|
Data yang
berhubungan dengan lokasi penelitian yang meiputi:
1)
Gambaran
umum lokasi penelititan
2)
Latar
Belakang/ Keadaan Subjek
3)
Sarana
dan Prasarana Sekolah
|
Kepala
Sekolah, TU
Kepala
Sekolah, TU
Kepala
Sekolah, TU
|
Wawancara, Observasi
Wawancara,
Observasi
Wawancara,
Observasi
|
D.
Kerangka Dasar Penelitian
Data yang ingin di gali dalam
peneilitian ini yaitu menegnai pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam
pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru
merupakan Variabel terikat yang dilambangkan dengan hururf Y, sedangkan factor
yang mempengaruhi adanya pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Saintifik di SDN 3
Sungai Besar Kota Banjarbaru
di jadikan Variabel bebas yang di
lambangkan dengan huruf X.
Kedua Variabel tersebut mempunyai hubungan erat sekali, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada skema berikut ini:
SKEMA
Variable Bebas variable
terikat
(independent Variabel) (Dependent
Variabel)
X1
X2
X3 Y
X4
Keterangan:
Y
|
:
|
Pelasksanaan pendekatan
Sainfitifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 3 Sungai
Besar Kota Banjarbaru
|
X
|
:
|
Factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pedekatan Saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) D sdn 3 Sungai Besar Kota Banajarbaru
|
X1
|
:
|
Faktor Guru
|
X2
|
:
|
Factor Siswa
|
X3
|
:
|
Factor sarana dan prasarana
|
X4
|
:
|
Factor lingkungan
|
E.
Tekhnik Pengolahan Data
1.
Tekhnik
Pengolahan Data
Dalam
pengolahana data ini ada beberapa macam tekhnik yang di gunakan yaitu:
a.
Editing
Hal ini
dilakukan dalam rangka mencek kemabali data yang terkumpul untuk menegtahui
apakah jawaban sudah terisi lengkap dan
apakah di pahami atau belum kejelasan wawancara data yang di peroleh dari hasil
responden.
b.
Klasifikasi
Klasifikasi
yaitu melakukan klasifikasi terhadapa data-data yang telah terkumpul sesuai
dengan klasifikasi dan jeniis yang di
temukan.
c.
Interpretasi
Setelah data
yang di sajikan selanjutnya data dengan menggunakan kategori sebagai berikut:
0% - 20 %
|
=
|
Rendah sekali
|
21%- 40%
|
=
|
Rendah
|
41% - 60%
|
=
|
Sedang
|
61% - 80%
|
+
|
Tinggi
|
81%-100%
|
=
|
Tinggi Sekali
|
F.
Analisis Data
Setelah
data di sajikan kemudian di klasifikasikan, setelah itu di analisa
terhadapa permaalahan yang di kemukakan. Dengan anaklis data ini, maka pokok
permasalahan yang di rumuskan dapat tergambar antara huungan yang satu dengan
yang lainnya, maka jelas dapat di ketahui pelaksanaan program wajib Belajar
Sembilan Tahun Sekolah Menengah Pertama Satu Atap di Bangkal Kelurahan Bangkal
Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dan factor- factor yang memepengaruhinya.
Adapun tekhnik yang digunakan dalam menganalisa data ini adalah tekhnik
Kualitatif dan Kuantitatif.
G.
Proseddur Penelitian
Dalam
penelitian ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, yaitu
1.
Tahap
pendahuluan
a.
Mengadakanpenjajakan
awal terhadap lokasi –penelitian
b.
Konsultasi
dengan dosen Pembimbing
c.
Mengajukan
desain proposal Skripsi
2.
Tahap
persiapan
a.
Melakukan
sminar proposal
b.
Mengkonsultasikan
hasil seminar denga dosen pembimbing
c.
Membuat
pedoman wawancara
d.
Mohon
surat Riset
3.
Tahap
pelaksanaan
a.
Manyampaikan
surat Riset kapada pihka- pihak yang bersangkuatn
b.
Mengadakan
Observasi dan wawancara dengan responden
c.
Mengumpulkan
data
d.
Mengolah
data dan menganalisa
4.
Tahap
penyusunan laporan
a.
Melaksanakan
penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi
b.
Mengkonsultasikannya
dngan dosen pembimbing
c.
Setelah
skripsi di koreksi maka siap da ajukan ke siding munaqasah skripsi.
[1] Fadlillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 (Dalam
Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA). (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), 13
[2] Kochar. Teaching Of History. (Jakarta:
Grasindo, 2008), 7
[3]
Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran
Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2008
[4]
Haidari, Amin (ed.), Inovasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), (Jakarta, Puslitbang Kemenag, 2010), h, 34
[5] Kemdikbud
RI, Pedoman Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:
t.p. 2013), h, 67
[6]
Muzamiroh, Mida Latifatul, Kupas Tuntan Kurikulum 2013 (kelebihan dan
Kekurangan kurikulum 2013), T. tp : Kata Pena, 2013
[11]
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana : 2006), h, 78
[12]
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Agama;
Kurikulum Hingga Startegi Pembelajaran,( Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h,
89
[13] Hardini,
Isriani dkk. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, &
Implementasi). (Yogyakarta: Familia. 2011), h,10
[14] Kurniasih,
Imas dan Berlin Sani. Implementasi
Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014), h, 141
[15] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013.(Yogyakarta: Gava Media, 2014)h, :51
[16] Kurniasih,
Imas dan Berlin Sani. Implementasi
Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014) h, 132
[17] Kosasih,
E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung:
, 2014), 72
[18] Isjoni.
2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. (Bandung:
Alfabeta, 2007) :56.
[20] (Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.2010), 9
[21] Sugiyono. Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). (Bandung 2010), h, 203
[24] (Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta.
2006) :236
Tidak ada komentar:
Posting Komentar