Kamis, 19 Oktober 2017

BAB I DAN III PEMBELAJARAN SAINTIFIK



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional adalah untuk menumbuhkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam menggapai tujuan pendidikan tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan[1]. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk merenovasi system pendidikan di Indonesia. Pola pendidikan dan kurikulum 2013 telah direkomendasikan untuk seluruh wilayah. Menurut, Kurikulum 2013 merupakan salah satu kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam kurikulum baru itu, sejarah menjadi unsur yang penting dalam ilmu-ilmu sosial. Sejarah diharapkan dapat mencapai potensi penuhnya sebagai mata pelajaran pada setiap tingkat dalam system pendidikan.[2]
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pembelajaran adalah proses perubahan perilaku atau kepribadian seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman tertentu. Sehingga proses pembelajaran itu harus membawa perubahan pada orang yang belajar dari berbagai aspeknya, baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap secara utuh.
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ  رضى الله عنه أَنَّ رَسُوْل الله صلى الله عليه وَسَلَّمَ قَالَ : وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا, سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ"(رواه مسلم)
Dalam berbagai pandangan para ahli, pembelajaran yang berlangsung saat ini terkesan masih lebih banyak dipersiapkan untuk ujian semata, sehingga dalam prosesnya sering terlihat, peserta didik lebih banyak diberi tahu oleh gurunya bukan mencari tahu sendiri.
Pembelajaran seperti ini terjadi baik di sekolah maupun di madrasah. Pendidikan Agama Islam (PAI) sendiripun masih belum bisa mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa secara maksimal, karena pembelajarn PAI lebih banyak berkutat pada kisaran kognitif. Pendidikan agama masih dilihat dari dimensi ritual saja dan jauh dari pengayaan spiritual, etik dan moral sehingga peserta didik secara verbal dapat memahami ajaran Islam serta terampil melaksanakannya, akan tetapi kurang menghayati kedalaman maknanya.[3]
Dalam proses pembelajaran PAI di sekolah, juga masih terpaku pada model konvensional yang lebih menekankan pada ceramah yang monolog dan doktrinatif. Praktek-praktek di atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak mendidik dan tidak menjadikan siswa/siswi aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan harapan.
Solusi hal ini antara lain, perlunya alternatif dan strategi baru seperti pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching learning, inquiry, problem solving dan active learning diterapkan. Dengan demikian, peserta didik dibiarkan melakukan perambahan intelektual sendiri, sehingga menemukan dalam dirinya kedewasaan dalam beragama, baik dalam hal afeksi religiusnya maupun dimensi intelektualnya.
Dengan berlakunya kurikulum 2013 yang mulai dilaunching pada juli tahun lalu, pemerintah nantinya ingin mecetak SDM-SDM yang tidak hanya cerdas, tetapi juga kreatif dan memiliki sikap yang baik/bijak.
Lulusan seperti itu sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya. Oleh karena itu, akhirnya pemerintah mengeluarkan aturan terbaru tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah melalui Permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang menegaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah menggunakan pendekatan scientifik (scientific approach) sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif ke depannya.[4]
Pendidikan secara umum yang berlangsung sampai saat ini, menurut berbagai kalangan masih terkesan “hanya” dipersipakan untuk menjawab soal-soal ujian terutama UAN/UN. Dalam proses pembelajaran juga sering terlihat, anak didik lebih banyak diberi tahu oleh gurunya melalui ceramah dan bukan mencari tahu sendiri. Praktek-praktek di atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak mendidik dan tidak menjadikan siswa/siswi aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan harapan.
Kondisi di atas tidak terkecuali terjadi pula pada pendidikan agama, baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan Agama dipandang belum bisa mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa, karena Pendidikan Agama masih berkutat pada kisaran kognitif semata. Pendidikan agama dipandang dari dimensi ritual masih jauh dalam memberikan pengayaan spiritual, etik dan moral, akibatnya, peserta didik secara verbal dapat memahami ajaran Islam serta terampil melaksanakannya, tetapi kurang menghayati kedalaman maknanya.[5]
Dalam proses pembelajaran, pendidikan agama Islam juga masih terpaku pada model konvensional yang lebih menekankan penggunaan metode ceramah, cenderung monolog dan doktrinatif. sehingga pendidikan lebih merupakan sebagai pengayaan individu pendidik saja. Padahal, peserta didik yang telah mempunyai potensi agama (sense of religion) perlu dikembangkan melalui proses perenungan yang dalam dan proses dialogis yang produktif dan kritis. [6]
Mengatasi kodisi ini, agaknya penggunaan metode-metode moderen seperti Contextual teaching learning, metode inquiry, problem solving dan active learning menjadi sebuah keniscayaan. Sebab dengan demikian, peserta didik dibiarkan melakukan perambahan batin dan intelektual, sehingga kelak menemukan dalam dirinya kedewasaan dalam beragama, baik dalam hal afeksi religiusnya maupun dimensi intelektualnya. Sehingga peran pendidik disini hanya sebagai mitra dialog bagi peserta didik. Tidak ada tempat bagi pendidik, yang dalam proses berikutnya peserta didik di doktrin dengan apa yang telah menjadi pemahamannya. Penggarapan ranah afektif dan psikomotorik terkait pengembangan etos kerja, kejujuran, kerja keras, profesionalisme, kesopanan dalam bentuk pengembangan disiplin dan latihan-latihan yang nyata perlu mendapat perhatian khusus. [7]
Dengan berlakunya kurikulum 2013 yang mulai dilaunching pada juli tahun ini, pemerintah melalui Kemendikbud menargetkan ke depan bahwa SDM yang akan dicetak di lembaga pendidikan tidak saja yang pintar dan kreatif akan tetapi juga memiliki sikap yang baik dan bijak. Lulusan-lulusan yang cerdas, kreatif dan memiliki sikap yang baik sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya, maka pemerintah mengeluarkan aturan terbaru yang mengatur tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah dengan terbitnya Permendikbud nomor 65 tahun 2013.[8]
Melalui Permendikbud ini, pemerintah menegaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah menggunakan pendekatan scientifik (scientific approach) sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Scientific berasal bahasa Inggris yang berarti ilmiah, yaitu bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan atau berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedangkan approach yang berarti pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang sesuatu. Dengan demikian, maka pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam pembelajaran yang dimaksud disini adalah bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu ilmiah.[9]
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah.
Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.[10]
Filosofi Pembelajaran Saintifik Allah SWT menciptakan manusia sejak dari rahim ibunya tidak mengetahui apapun, kemudian Ia anugrahi manusia dengan berbagai fasilitas dan perangkat untuk hidup sehingga manusia mampu mengarungi dunia ini dengan baik dan sukses. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat an-Nahl ayat :
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak me-ngetahui sesuatu pun, dan Dia membe-rimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. al-Nahl : 78)
Ayat di atas mengarahkan umat manusia agar membiasakan diri untuk mengamati, karena salah satu fitrah yang ia bawa sejak lahir adalah cenderung menggunakan mata terlebih dahulu baru hati (qalbu).
Berdasarkan hal tersebut, maka proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Karena pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah, yang semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.[11]
Pembelajaran Saintifik menurut kemdikbud secara filosofi sesungguhnya didasari oleh pergeseran paradigma belajar abad 21. Ciri abad 21 ditandai dengan era informasi (tersedia dimana saja dan kapan saja), era komputasi (lebih cepat menggunkan mesin, era otomasi (menjangkau semua pekerjaan rutin), dan era komunikasi (dimana saja dan kemana saja). [12]
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.[13] Kurikulum 2013 memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya penerapan pendekatan saintifik atau ilmiah dalam proses pembelajarannya. Kemendikbud memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah atau scientific approach dalam pembelajaran mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta .[14]
Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran. Proses pembelajaran sangat membutuhkan peranan guru. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang karena dalam kurikulum 2013 pembelajaran yang tadinya satu arah (guru-siswa) menjadi dua arah (guru-siswa dan siswa-guru), kemudian disangkutan dengan lingkungan peserta didik sehingga siswa yang dituntut lebih aktif bukan hanya guru saja. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik yaitu berpusat pada siswa, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan juga dapat mengembangkan karakter siswa. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi sejarah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.[15]
Allah SWT Berfirman dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
يَرْفَعِ الله الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمِ دَرَجَاتٍ"
Skripsi ini dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana pendekatan scientifik dalam pembelajaran terutama pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Negeri 3 Sungai Besar. Disamping itu, ingin menjelaskan kepada para pendidik (guru) tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang relefan dalam kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific dimaksud.
Dengan berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia perlu adanya pendekatan saintifik yang sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dimana pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Dari hasil observasi sementara SDN 3 Sungai Besar, merupakan salah satu sekolah di Kota Banjarbaru yang menerapkan pendekatan saintifik. Sekolah ini memang sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2014/2015 untuk sebagai sekolah percontohan. Dengan demikian saat ini kurikulum 2013 di SDN Sungai Besar sudah berjalan selama 2 semester. Pelatihan dan berbagai workshop sudah dilakukan para guru untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kurikulum 2013. Realita yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru tampak bahwa ketika guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sudah berjalan cukup baik. Banyak siswa yang aktif dalam proses belajar di dalam kelas meskipun belum maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dalam menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Sungai Besar Kota Banjarbaru. Adapun judul yang diajukan adalah “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama islam (PAI) Di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru”.

B.     Penegasan Judul
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi dan tidak meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertian yang dimaksudkan dalam judul, maka perlu adanya penegasan istilah, sebagai berikut:
1.      Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di samping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.[16]
1.      Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa.[17]
2.      Pembelajaran Pendidikan Agama islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pendidikan Agama Islam, sehingga mereka dapat bersikap, bertindak, dan bertingkah laku dengan prespektif kebijaksanaan.[18]

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah strategi guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam di SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru?
2.      Apakah kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam?
3.      Bagaimanakah upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan saintifik?

D.     Alasan Memilih judul
1.      Pendidikan anak sangat penting diberikan kepada anak, sebab pendidikan nasional berfungsi menyumbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa dikemudian hari, dan agar anak menjadi pribadi budiman, dan berkepedulian social tinggi ada pada diri anak sebab pembelajaran tidak hanya konsep saja.
2.      Prinsip pembelajaran yang diterapkan dalam metode saintifk antara lain: dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu, dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar, dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat, Prinsip pembelajaran yang digunakan antara lain (lanjutan): pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani), Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

E.     Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui strategi guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru.
2.      Untuk Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi Guru PAI Dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.      Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan saintifik.

F.     Signifikansi Penelitian
Manfaat penelitian adalah :
1.      Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini memberikan suatu kajian ilmiah mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
1)      Memberi bekal pengetahuan penulis yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2)      Menambah pengetahuan peneliti tentang kegiatan penelitian.
3)      Membantu memberikan pengalaman dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga hasil yang telah dicapai lebih efektif dan efisien.
b.      Bagi Guru
1)      Sebagai bahan referensi guru pada saat menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2)      Sebagai masukan bagi guru dalam penerapan penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam.
c.       Bagi Sekolah
1)      Menjadi sumbang saran bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar sehingga dapat meningkatkan potensi siswa
2)      Meningkatkan kualitas pengajaran Pendidikan Agama islam di sekolah.

G.    Sistematika Penelitian
Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah secara garis besarnya dibagi dalam lima Bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah dan penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, siginifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Lansan teoritis yang berisikan pengertian pendekatan saintifik, Pendidikan Agama islam, Prestasi Belajar Peserta didik, Kurikulum 2013.
Bab III Metodologi Penelitian, meliputi subjek dan objek, data, sumber data, tekhnik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, tekhnik pengumpulan data dan analisis data serta prosedur penelitian.
Bab IV laporan hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, pengajian data dan analisis data.
Bab V Kesimpulan dan saran-saran, kemudian dilengkapai dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
















BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan untuk mengkaji tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam di Sekolah Dasar Negeri Sungai Besar Kota banjarbaru adalah dengan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[19]
Penelitian kualitatif menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti,dan tekanan situasi yang membentuk penyelidikan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena memiliki pertimbangan. Pertama, penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak atau ganda. Kedua, penelitian ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga,metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.[20] Hal ini sesuai dengan apa yang hendak dicapai oleh peneliti yang ingin menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang yang tidak dapat diukur hanya dengan angka-angka saja. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk dapat menafsirkan makna dari setiap peristiwa.

B.     Subjek dan Objek Penelitian
1.      Subjek dalam penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru karena pendidik PAI DI SDN 3 sungai Besar merupakan contoh guru yang sudah menerapkan penggunaan pembelajaran Pendidikan Agama islam dengan menggunakan pendekatan saintifik selama 2 semester sejak tahun ajaran 2014 / 2015. Pemilihan sekolah SDN tersebut berdasarkan letaknya yang strategis di pinggir jalan raya dan berada di kota sehingga memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang diharapkan.
2.      Objek penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah para peserta didik yang berada di kelas III SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru

C.    Data, Sumber Data dan Tekhnik pengolahan Data.
1.      Data
Data yang digali dalam p enelitian ini meliputi data primer(data pokok) dan data sekunder (penunjang).
a.       Data pokok
1)      Langkah-langkah pembelajaran saintifik yang dilakukan oleh pendidik PAI:
a)      Mengamati
b)      Menanya
c)      Menalar
d)     Mencoba
e)      Mengkomunikasikan
2)      Factor-faktor yang mempengaruhi Guru PAI Dalam menerapkan pembelajaran Saintifik dikelas:
a)      Latar belakang pendidikan
b)      Lingkungan
c)      Sarana prasarana
d)     Keluarga
b.      Data penunjang
Data yang berkenaan dengan lokasi / objek penelitian, berupa gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi:
1)      Letak geografis SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru
2)      Keadaan sarana prasarana SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru.
2.      Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam pengumpulan data-data diatas adalah:
a.       Responden
Yaitu pendidik PAI yang berada di Kelas III SDN 3 Sungai Besar Kota banjarbaru yang ditetapka sebagai objek dalam penelitian ini.
b.      Informan
Yaitu pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai masalah-masalah yang diteliti seperti : kepala Sekolah, Staff tata Usaha yang berada di SDN 3 sungai Besar Kota Banjarbaru.
3.      Tekhnik pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data-data diatas dilakukan beberapa tekhnik sebagai berikut:
a.       Observasi
Penelitian dilakukan secara langsung oleh penulis untuk mengetahui tentang lokasi penelitian guna menetapkan data dari dekat tentang peran Guru PAI dalam memberikan Pendidikan PAI dengan menerapkan pembelajaran saintifik yang berpdemina pada kurikulum 2013 kepada peserta didik yang berada di kelas III SDN 3 sungai Besar Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik itu bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisoner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang lain, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga pada objek objek yang lain.[21] Teknik penelitian observasi ini dilakukan dengan perizinan pada pihak sekolah untuk dapat melakukan penelitian di SDN Sungai besar Kota banjarbaru, yang kemudian dilanjutkan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dengan teknik lain seperti wawancara dan proses dokumentasi.
Penggunaan teknik observasi dilakukan dengan mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti, akan tetapi untuk mempermudah pengamatan dan ingatan, maka peneliti ini menggunakan catatan catatan, recorder dan kamera pengamatan, pemusatan pada data-data yang tepat. Proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan peneliti didalam kelas untuk mengetahui strategi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik, kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran dan juga upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut.
b.      Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.[22] Metode wawancara atau metode interview bertujuan mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang respondent, dengan bercakap-cakap berhadapan dengan muka orang itu.[23] Penelitian ini akan menggunakan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian. Alat pengumpulan data wawancara disebut dengan pendoman wawancara. Dengan demikian, sebelum wawancara dengan informan tersebut dilakukan, peneliti telah menyiapkan instrumen wawancara yang berisi pertanyaan terkait dengan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Sungai Besar Kota banjarbaru. Penulis melakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama islam yakni Zahrah, S.Pd, I, Siti Sriyatun selaku waka kurikulum dan juga Peserta didik Kelas III SDN Sungai Besar Kota banjarbaru. Wawancara yang dilakukan ini bertujuan untuk memperoleh keterangan yang terperinci dan autentik.
3.      Dokumentasi
Teknik Dokumentasi adalah mencari data menenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.[24] Dalam penelitian ini, studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah data-data tertulis dalam pembelajaran, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk mempermudah proses dokumentasi tersebut digunakan alat bantu berupa kamera.
Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan tekhnik pengumpulan data, dapat dilihat matrik berikut ini:






Matriks
                        Data, Sumber Data dan Tekhnik Pengumpulan Data
No.
Data
Sumber Data
Tekhnik Pengumpulan Data
1
2
3
4

1

Data Pokok yang berkenaan dengan pelaksanaan pendekatan Pembelajaran Saintifik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAID) Di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru yang  meliputi
1.     Waktu pelkasanaan kegiatan Belajar Mengajar
2.     Kurikulum yang digunakan oleh sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah  Perrtama Satu Atap.


3.     Banyaknya rombongan belajar yang digunakan
4.     Buku egangan yang digunakan guru dan siswa di sekolah  Dasar Sekolah Menengah Pertama Satu Atap.

















Kepala Sekolah, Guru.


Kepala Sekolah









Kepala Sekolah, Guru

Guru




















Wawancara dan Observasi



Wawancara, Observasi









Wawancara, Obsevasi


Wawancara, Observasi, Dokumentasi
2.
Faktro-faktror yang mempengaruhi pelaksanaan program Wajib  belajar Sembilan Tahun Sekolah Menengah Pertama  Satu Atap di Bangkal Kelurahan Bagkal Kecamatam Cempaka Banjarbaru tersebut adalah:
a)         Faktro Guru
b)        Factor Siswa
c)         Faktor Sarana Prasarana
d)        Factor Lingkungan
Guru
Siswa
Kepala Sekolah, guru, TU
Kepala Sekolah, guru
















Wawancara
Wawancara

Wawancara, Observasi

Wawancara, Observasi
3.
Data yang berhubungan dengan lokasi penelitian yang meiputi:
1)        Gambaran umum lokasi penelititan
2)        Latar Belakang/ Keadaan  Subjek
3)        Sarana dan Prasarana Sekolah





Kepala Sekolah, TU
Kepala Sekolah, TU


Kepala Sekolah, TU





Wawancara, Observasi


Wawancara, Observasi


Wawancara, Observasi

D.    Kerangka Dasar Penelitian
Data yang ingin di gali dalam peneilitian ini yaitu menegnai pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru merupakan Variabel terikat yang dilambangkan dengan hururf Y, sedangkan factor yang mempengaruhi adanya pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Saintifik di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru
di jadikan Variabel bebas yang di lambangkan dengan huruf X.
Kedua Variabel tersebut mempunyai hubungan erat sekali, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada skema berikut ini:

SKEMA
Variable Bebas                                                  variable terikat
(independent  Variabel)                                     (Dependent Variabel)
X1
X2
X3                                                                                                              Y
       X4                                                                                                                            
Keterangan:
Y
:
Pelasksanaan pendekatan Sainfitifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 3 Sungai Besar Kota Banjarbaru
X
:
Factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pedekatan Saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) D sdn 3 Sungai Besar Kota Banajarbaru
X1
:
Faktor Guru
X2
:
Factor  Siswa
X3
:
Factor sarana dan prasarana
X4
:
Factor lingkungan

E.       Tekhnik  Pengolahan Data
1.        Tekhnik Pengolahan Data
Dalam pengolahana data ini ada beberapa macam tekhnik yang di gunakan yaitu:
a.         Editing
Hal ini dilakukan dalam rangka mencek kemabali data yang terkumpul untuk menegtahui apakah jawaban  sudah terisi lengkap dan apakah di pahami atau belum kejelasan wawancara data yang di peroleh dari hasil responden.
b.         Klasifikasi
Klasifikasi yaitu melakukan klasifikasi terhadapa data-data yang telah terkumpul sesuai dengan  klasifikasi dan jeniis yang di temukan.
c.         Interpretasi
Setelah data yang di sajikan selanjutnya data dengan menggunakan kategori sebagai berikut:
0% - 20 %
=
Rendah sekali
21%- 40%
=
Rendah
41% - 60%
=
Sedang
61% - 80%
+
Tinggi
81%-100%
=
Tinggi Sekali


F.        Analisis Data
Setelah data di sajikan kemudian di klasifikasikan, setelah itu di analisa terhadapa permaalahan yang di kemukakan. Dengan anaklis data ini, maka pokok permasalahan yang di rumuskan dapat tergambar antara huungan yang satu dengan yang lainnya, maka jelas dapat di ketahui pelaksanaan program wajib Belajar Sembilan Tahun Sekolah Menengah Pertama Satu Atap di Bangkal Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dan factor- factor yang memepengaruhinya. Adapun tekhnik yang digunakan dalam menganalisa data ini adalah tekhnik Kualitatif dan Kuantitatif.



G.      Proseddur  Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, yaitu
1.        Tahap pendahuluan
a.    Mengadakanpenjajakan awal terhadap lokasi –penelitian
b.    Konsultasi dengan dosen Pembimbing
c.    Mengajukan desain proposal Skripsi
2.        Tahap persiapan
a.    Melakukan sminar proposal
b.    Mengkonsultasikan hasil seminar denga dosen pembimbing
c.    Membuat pedoman wawancara
d.   Mohon surat Riset
3.        Tahap pelaksanaan
a.    Manyampaikan surat Riset kapada pihka- pihak yang bersangkuatn
b.    Mengadakan Observasi dan wawancara dengan responden
c.    Mengumpulkan data
d.   Mengolah data dan menganalisa
4.        Tahap penyusunan laporan
a.    Melaksanakan penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi
b.    Mengkonsultasikannya dngan dosen pembimbing
c.    Setelah skripsi di koreksi maka siap da ajukan ke siding munaqasah skripsi.




[1] Fadlillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 (Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA). (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 13
[2] Kochar. Teaching Of History. (Jakarta: Grasindo, 2008), 7
[3] Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2008

[4] Haidari, Amin (ed.), Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), (Jakarta, Puslitbang Kemenag, 2010), h, 34
[5] Kemdikbud RI, Pedoman Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: t.p. 2013), h, 67
[6] Muzamiroh, Mida Latifatul, Kupas Tuntan Kurikulum 2013 (kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013), T. tp : Kata Pena, 2013
[7] Kemdikbud RI, Pedoman Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: t.p. 2013
[10] Ruhimat, Toto, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2012

[11] Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana : 2006), h, 78
[12] Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Agama; Kurikulum Hingga Startegi Pembelajaran,( Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h, 89
[13] Hardini, Isriani dkk. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, & Implementasi). (Yogyakarta: Familia. 2011), h,10
[14] Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.  Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014), h, 141
[15] Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.(Yogyakarta: Gava Media, 2014)h, :51

[16] Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.  Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014) h, 132
[17] Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: , 2014), 72
[18] Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. (Bandung: Alfabeta, 2007) :56.

[19] Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2010) :4
[20] (Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.2010), 9
[21] Sugiyono. Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). (Bandung  2010),  h, 203
[22] Satori, D. dan Komariah, A.. Metode Penelitisn Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2010),h : 130
[23] Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta: Gramedia., 1981):162
[24] (Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 2006) :236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar